Herianto Batubara - detikNews
Jakarta - Akademisi Universitas Andalas dan Warga
Sumatera Barat menilai ada upaya penghancuran terhadap Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka mendesak Presiden Joko Widodo
(Jokowi) segera turun tangan menghentikan hal itu.
dalam rilis
yang diterima detikcom, Rabu (28/1/2015), Rektor Universitas Andalas
Prof Werry Darta Taifur membacakan pernyataan sikap Koalisi Masyarakat
Sumatera Barat. Aksi dilakukan di depan Gubernuran Sumbar berlatar rumah
adat minang, Selasa (27/1/2015) sebagai simbolisasi masyarakat minang
mendukung upaya penyelamatan KPK.
Dalam aksi itu turut hadir
pakar HTN FH UNAND Prof Saldi Isra, pakar perundang-undangan FH UNAND
Prof Yuliandri, sejarawan Universitas Negeri Padang Prof Mestika Zed,
dosen Politik UNAND Dr Eddy Indrizal, dosen IAIN Imam Bonjol Padang
Taufik, SAg. MA, pengacara dan dosen FH Bung Hatta Miko Kamal PhD,
advokat senior Oktavianus Rizwa dan Ardyan.
Selain itu aksi juga
diikuti Direktur LBH-YLBHI Padang Vinno Oktavia, Direktur LBH Pers
Padang/Integritas Antikorupsi Sumbar Roni Saputra, AJI Padang Yose
Hendra, Ketua Bagian HTN Charles Simabura, Dosen/PUSaKO Khairul Fahmi,
advokat Peradi, puluhan anggota LSM dan Mahasiswa.
Berikut pernyataan sikap lengkap yang dibacakan Rektor Universitas Andalas Prof Werry Darta Taifur:
PERNYATAAN SIKAP
-Koalisi Masyarakat Sumatera Barat-
HENTIKAN UPAYA PENGHANCURAN KPK,
PRESIDEN HARUS BERSIKAP!
Drama penangkapan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Bambang Widjajanto (BW) adalah bagian dari upaya menghancurkan lembaga
antirusuah itu. Bermula dari penetapan Calon Kepala Polri Budi Gunawan
sebagai Tersangka oleh KPK, beberapa jenderal kepolisian melakukan
serangan balasan. Segera, seluruh pimpinan KPK dikriminalisasikan dalam
berbagai perkara.
Serangan tersebut dilakukan sistematis
dan terorganisir yang melibatkan Kepolisian, DPR, Partai Politik, dan
Istana. Ujungnya, BW terpaksa mengundurkan diri dan beberapa pimpinan
KPK lainnya juga terancam dijatuhkan status Tersangka.
Satu
per satu pimpinan KPK dilaporkan kepada pihak kepolisian. Adnan Pandu
Praja dilaporkan dalam kasus pada 2006 jauh sebelum dia mencalonkan diri
dari pimpinan KPK. Zulkarnaen dikenakan kasus suap dan Abraham Samad
terjebak kasus politik pencalonannya sebagai calon wakil presiden.
Laporan-laporan itu dapat membuat KPK tak berpenghuni. Jika itu terjadi,
upaya pemberantasan korupsi dapat menjadi lumpuh.
Rakyat
harus bergerak untuk menyelamatkan KPK sekali lagi dalam kemelut Cicak
versus Buaya Jilid III ini jika ingin Indonesia bersih dari korupsi,
kolusi, dan nepotisme. Sebelum semua terlampat marilah seluruh elemen
masyarakat bergandengan tangan.
Dalam kondisi yang
dramatik itu, Presiden terkesan tidak memiliki sikap yang tegas.
Meskipun terdapat pembentukan tim independen untuk menyelesaikan kasus
yang menyelimuti KPK, namun Presiden dapat memerintahkan kepolisian
untuk menghentikan perkara kriminalisasi BW. Sayang, Presiden Jokowi
memilih jalan tengah yang kian menyulut masalah semakin tak pasti.
Melihat
pilihan sikap Presiden yang lemah dan seolah dikendalikan politik
partai-partai pendukungnya maka negara terus tenggelam dalam kondisi
genting pemberantasan korupsi. Presiden harus memilih apa yang
diharapkan rakyat, bukan yang dikehendaki oleh partai politik dan
jenderal-jenderal korup. Sikap Presiden harus tegas dan mampu segera
menyelesaikan masalah.
Berdasarkan hal-hal tersebut, kami Masyarakat Sumatera Barat memandang perlu menyampaikan sikap sebagai berikut :
1. Mendesak Presiden menghentikan upaya penghancuran KPK!
2.
Presiden harus berdiri pada mandat konstitusionalnya dalam
menyelesaikan polemik penghancuran KPK, bukan pada kehendak partai.
3. Polri hentikan kriminalisasi terhadap komisoner KPK.
4. Presiden segera membatalkan penunjukan BG sebagai calon Kapolri
dan segera mengajukan calon Kapolri baru yang bebas dari masalah
hukum dan kasus korupsi;
5. Presiden Jokowi, copot jabatan Budi Waseso selaku Bareskrim RI.
6.
Mendesak Presiden RI untuk memproritaskan agenda pemberantasan korupsi
di Indonesia sebagaimana visi politik Presiden Joko Widodo.
Demikian disampaikan.
Padang, 27 Januari 2015
Koalisi Masyarakat Sumatera Barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar