Jpnn
SIDOARJO - Kemarin (23/1), Base Ops Pangkalan Udara TNI AL (Lanudal) Juanda kedatangan 10 jenazah korban penumpang AirAsia QZ8501.
Dalam suasana hujan lebat mengguyur
kawasan bandara, proses pemindahan jenazah dalam peti berlangsung
singkat. Jenazah terdiri enam perempuan dewasa, dia laki-laki dewasa,
dan masing-masing seorang anak laki dan perempuan.
"Jumlah terbanyak yang pernah
diterbangkan ke Surabaya," ungkap Humas Kantor SAR Surabaya M. Thalib
kemarin. Banyaknya jenazah yang ditemukan di lokasi badan utama pesawat
selama dua hari sebelumnya (Rabu dan Kamis, 21-22 Januari 2015).
Penemuan setelah tim penyelam gabungan
melepaskan jenazah yang terikat sabuk pengaman kursi di kabin badan
utama pesawat tujuan Surabaya-Singapura itu.
Penerbangan menggunakan pesawat CN-295 A-2904 milik TNI AU. Pesawat yang dipiloti Kapten Pnb Armin mendarat pukul 16.05. Pesawat take off dari Lanud Iskandar Pangkalan Bun pukul 14.37. Cuaca kurang bersahabat membuat penerbangan molor dari biasanya.
Penerbangan menggunakan pesawat CN-295 A-2904 milik TNI AU. Pesawat yang dipiloti Kapten Pnb Armin mendarat pukul 16.05. Pesawat take off dari Lanud Iskandar Pangkalan Bun pukul 14.37. Cuaca kurang bersahabat membuat penerbangan molor dari biasanya.
Begitu pesawat berwarna hijau dongker
itu mendarat, tim gabungan Kantor SAR Surabaya dan TNI-Polri bergerak
cepat menurunkan peti-peti dari lambung pesawat.
Sebanyak 10 ambulan yang disiagakan di Lanudal Juanda sengaja diparkir di apron base ops agar lebih dekat dengan tempat CN-295 parkir. Sejurus kemudian, iring-iringan ambulan bersama mobil patroli pengawal menembus derasnya hujan yang mengguyur menuju Rumah Sakit Bhayangkara di Mapolda Jawa Timur.
Sebanyak 10 ambulan yang disiagakan di Lanudal Juanda sengaja diparkir di apron base ops agar lebih dekat dengan tempat CN-295 parkir. Sejurus kemudian, iring-iringan ambulan bersama mobil patroli pengawal menembus derasnya hujan yang mengguyur menuju Rumah Sakit Bhayangkara di Mapolda Jawa Timur.
Di rumah sakit itu jenazah langsung
masuk kontainer pendingin untuk proses pencocokan oleh tim disaster
victim identivication (DVI).
Selain menerima kedatangan sepuluh jenazah, kemarin tiga jenazah korban AirAsia QZ8501 berhasil diidentifikasi tim DVI Polda Jawa Timur. Ketiga jenazah tersebut berhasil dikenali berdasarkan pemeriksaan deoxyribonucleic acid (DNA).
Satu diantara tiga jenazah yang teridentifikasi tersebut berlabel B049 bernama Naura Kanita Rosada Susesno. Usianya 9 tahun dan berjenis kelamin perempuan asal Sawotratap, Sidoarjo. Naura merupakan anak kandung Hayati Lutfiah Hamid. Hayati tidak lain adalah korban AirAsia yang pertama kali teridentifikasi.
"Jenazah Naura teridentifikasi dari pemeriksaan primer DNA dengan pembanding ibu kandung korban," kata Ketua Tim DVI Polda Jawa Timur Kombespol Budiyono, kemarin.
Dengan teridentifikasinya jenazah Naura, maka tiga dari empat keluarga Hayati yang menjadi korban jatuhnya pesawat AirAsia telah berhasil dikenali. Selain Hayati dan Naura, tim DVI sebelumnya sudah berhasil mengidentifikasi jenazah Joko Suseno, ayah Naura. "Dari keluarga tersebut berarti tinggal nenek Naura," jelas Budiyono.
Dua jenazah lainnya yang kemarin juga mampu diidentifikasi adalah jenazah berlabel B050 atas nama Susiyah, 40, asal Kediri dan B051 dengan nama Soesilo Utomo, 46 warga Surabaya.
Jenazah Susiyah teridentifikasi dari pemeriksaan DNA dengan pembanding anak kandung korban. Selain itu, juga berdasarkan data sekunder gigi palsu. "Berdasar keterangan keluarganya, korban menggunakan gigi palsu di rahang atas," terang Budiyono.
Sedang, jenazah Soesilo teridentifikasi dari pemeriksaan primer DNA dengan pembanding anak kandung korban. Dengan telah teridentifikasinya tiga jenazah dan adanya tambahan sepuluh jenazah, kini tim DVI Polda Jawa Timur memiliki tugas untuk menguak identitas 13 jenazah.
Selain menerima kedatangan sepuluh jenazah, kemarin tiga jenazah korban AirAsia QZ8501 berhasil diidentifikasi tim DVI Polda Jawa Timur. Ketiga jenazah tersebut berhasil dikenali berdasarkan pemeriksaan deoxyribonucleic acid (DNA).
Satu diantara tiga jenazah yang teridentifikasi tersebut berlabel B049 bernama Naura Kanita Rosada Susesno. Usianya 9 tahun dan berjenis kelamin perempuan asal Sawotratap, Sidoarjo. Naura merupakan anak kandung Hayati Lutfiah Hamid. Hayati tidak lain adalah korban AirAsia yang pertama kali teridentifikasi.
"Jenazah Naura teridentifikasi dari pemeriksaan primer DNA dengan pembanding ibu kandung korban," kata Ketua Tim DVI Polda Jawa Timur Kombespol Budiyono, kemarin.
Dengan teridentifikasinya jenazah Naura, maka tiga dari empat keluarga Hayati yang menjadi korban jatuhnya pesawat AirAsia telah berhasil dikenali. Selain Hayati dan Naura, tim DVI sebelumnya sudah berhasil mengidentifikasi jenazah Joko Suseno, ayah Naura. "Dari keluarga tersebut berarti tinggal nenek Naura," jelas Budiyono.
Dua jenazah lainnya yang kemarin juga mampu diidentifikasi adalah jenazah berlabel B050 atas nama Susiyah, 40, asal Kediri dan B051 dengan nama Soesilo Utomo, 46 warga Surabaya.
Jenazah Susiyah teridentifikasi dari pemeriksaan DNA dengan pembanding anak kandung korban. Selain itu, juga berdasarkan data sekunder gigi palsu. "Berdasar keterangan keluarganya, korban menggunakan gigi palsu di rahang atas," terang Budiyono.
Sedang, jenazah Soesilo teridentifikasi dari pemeriksaan primer DNA dengan pembanding anak kandung korban. Dengan telah teridentifikasinya tiga jenazah dan adanya tambahan sepuluh jenazah, kini tim DVI Polda Jawa Timur memiliki tugas untuk menguak identitas 13 jenazah.
Sebab, sebelum kedatangan sepuluh
jenazah kemarin sore, di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur masih tersisa
tiga jenazah yang belum teridentifikasi. (sep/did/fim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar