Pewarta: Muh Hasanuddin
Makassar (ANTARA News) - Kapolres Kepulauan Selayar AKBP Mohammad
Hidayat memimpin langsung pencarian korban AirAsia QZ8501 yang
diperkirakan akan terbawa arus sampai di Perairan Selayar, Sulawesi
Selatan.
"Saya mendapatkan pesan email dari Basarnas Pusat dan hasil
perhitungannya, ada kemungkinan mayat korban AirAsia akan terbawa arus
sampai Selayar," ujarnya yang dihubungi melalui telepon genggamnya,
Sabtu.
Kapolres mengatakan, ujung dari arus gelombang Selat Karimata akan
melintasi Perairan Majene, Sulawesi Barat hingga Perairan Selayar,
Sulawesi Selatan atau Selat Makassar.
Dirinya mengaku setelah mendapat surat elektronik itu kemudian
melakukan koordinasi dengan Tim SAR Selayar dan menyisir perairan yang
memiliki banyak pulau-pulau kecil.
"Kita langsung berkoordinasi dengan Tim SAR Selayar serta
menerjungkan Polair untuk membantu pencarian itu. Semua fasilitas yang
dibutuhkan untuk penyisiran itu kita kerahkan," katanya.
Hidayat menuturkan, pencarian dan penyisiran yang dilakukan sejak
pagi pukul 10.30 WITA itu tidak membuahkan hasil karena harus dihentikan
saat sore harinya karena buruknya cuaca.
Fasilitas yang digunakan dalam pencarian itu di antaranya Kapal Sea
Rider milik Pos SAR Selayar, Speed Bat, Kapal patroli Satuan Polair
serta perahu nelayan jenisi katinting.
"Untuk koordinat penyisiran itu berdasarkan arahan dari Basarnas
Pusat. Kita hanya menyisir sesuai dengan petunjuk itu karena pemetaan
sudah dilakukan sesuai dengan angin barat yang terus berhembus itu,"
jelasnya.
Sebelumnya, Badan SAR Nasional Wilayah Makassar berhasil menemukan
jenazah penumpang AirAsia QZ8501 di Perairan Sendana, Majene, Sulawesi
Barat atau sekitar 950 kilometer (km) dari lokasi jatuhnya pesawat
tersebut.
"Berdasarkan penghitungan, lokasi jatuhnya pesawat itu di sekitar
Selat Karimata dan jenazah yang ditemukan di Selat Makassar ini berjarak
sekitar 950 kilometer," ujar Kepala Basarnas Wilayah A Makassar, Roki
Asikin.
Dia menjelaskan, Selat Karimata adalah selat yang terletak di
antara dua pulau besar di Indonesia, yaitu Pulau Sumatera dan
Kalimantan. Selat ini menghubungkan Laut China Selatan dengan Laut Jawa
dan korban yang ditemukan itu berjarak 550 mil.
Rosi menyatakan, terdamparnya dua jenazah itu ke Selat Makassar atau
di Perairan Sendana, Kabupaten Majene karena angin sekarang ini
berhembus ke arah barat.
"Ini musim barat dan dia bisa lepas dari ujung Kalimantan Selatan
lalu naik ke utara. Jika angin barat ini terus berhembus bisa sampai
tumpuannya ke Selayar (Sulsel)," katanya.
Dengan adanya penemuan jenazah ini, dirinya kemudian berkoordinasi
dengan Basarnas pusat serta Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan untuk
memfokuskan pencarian di Selat Makassar.
Setelah koordinasinya itu, pihak Polda Sulsel kemudian
memerintahkan Direktorat Kepolisian Perairan (Ditpoliar) serta Polres
Majene, Sulbar untuk bersama-sama dengan Basarnas melakukan pencarian.
"Kita sudah ada tim Basarnas di Sulbar dan dengan penemuan ini,
otomatis dibentuk posko bersama di Majene untuk mencari korban lainnya
yang diduga tersapu ombak hingga ke Selat Makassar," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar