M Iqbal - detikNews
Jakarta - Dua jenazah diduga korban AirAsia ditemukan
oleh nelayan di perairan sekitar Majene, Sulawesi Barat pada Rabu (28/1)
kemarin. Lokasi penemuan itu berjarak ratusan kilometer dari titik
jatuhnya AirAsia QZ8501 di Selat Karimata. Bagaimana analisa Basarnas?
"Itu
kebawa arus. Arus 1 knot saja memang segitu jauhnya, sudah 31 hari
sudah sampai Makassar. Jadi kalau sehari (minimal) 1 mil saja pasti
sudah capai ke sana (Majene -red)," kata Direktur Operasi Basarnas,
Marsekal Pertama SB Supriyadi kepada detikcom, Rabu (28/1/2015) malam.
Menurut
Supriyadi, temuan jasad yang terhempas jauh dari lokasi jatuhnya
AirAsia itu membuktikan kuatnya arus di lokasi pencarian yang selama ini
menjadi kendala tim SAR dalam mencari korban dan serpihan pesawat.
"Tim
kita alami kesulitan cari korban karena memang arus yang sangat besar,
tidak menutup kemungkinan hal itu bisa hamburkan (menghempaskan) korban
ke tengah laut," ujarnya.
Selain soal arus, Basarnas juga sudah
memprediksi arah pergerakan gelombang laut yang bisa membuat target
bergeser dari lokasi semula. Terkait ini, Basarnas dalam misinya sudah
beberapa kali memperluas area pencarian hingga terakhir 90 x 287
nautical mile. (1 Nautical mile 1,852 Km -red).
"Kita punya
perwakllian di Majene, di Mamuju juga ada. Jadi mereka lapor kepolisian
setempat ditemukan korban langsung dideteksi polisi dan dibawa ke rumah
sakit," ujarnya.
"Di rumah sakit, berdasarkan dokumen KTP
ternyata teknisi AirAsia. AirAsia jawab itu betul Saiful teknisi
AirAsia. Jadi itu dikonfirmasi AirAsia berdasarkan data itu," imbuh
Supriyadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar