Sukoharjo (ANTARA News) - Dua terduga teroris yang tewas dalam baku tembak di pertigaan Jalan Palagan Tentara Pelajar Kampung Dukuh, Desa Sanggrahan, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu dini hari, diduga berperan sebagai pemasok senjata, kata Kapolda Jateng, Irjen Pol Edward Aritonang.

Dua terduga teroris yang tewas tertembak aparat kepolisian tersebut, yakni Sigit Qordawi dan Endro Yunanto yang menempati rumah kontrakan di Gang Anggrek I Ngrongah RT 2 RW 10 Sanggrahan Grogol Sukoharjo.

Menurut dia, keduanya tewas setelah terjadi baku tembak dengan anggota kepolisian di Kampung Dukuh, Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo, Sabtu sekitar pukul 01.30 WIB.

Menurut Kapolda, kedua pelaku tersebut mengendarai sepeda motor setibanya di lokasi kejadian, mereka mengetahui kalau dibuntuti oleh anggota polisi. Mereka langsung melakukan penembakan ke arah petugas.

Polisi dan kedua pelaku tersebut kemudian terjadi baku tembak dan akhirnya keduanya dapat dilumpuhkan serta tewas tertembus peluru di lokasi kejadian.

Polisi setelah itu, melakukan penggeledahan di rumah kontrakan Endro untuk mencari barang bukti terkait tindak terorisme.

Polisi di rumah kotrakan berhasil menemukan barang bukti, yakni satu granat tangan aktif, enam pucuk senapan angin laras panjang, dua senjata FM, sebuah pistol baretta, 7.665 biji ketapel, sangkur, buku-buku bacaan tentang Islam, rompi, dan surat untuk mencari dana.

Pelaku sempat lama menghilang, karena dia tahu kalau dicari petugas kepolisian. Pelaku ini diduga ada kaitannya dengan penjualan senjata api bagi pelaku bom Cirebon.

"Pelaku ini, diduga sebagai instruktur atau pemotivasi. Namun. kami akan menyelidiki lebih mendalam kebenarannya," katanya.

Menurut Kapolda, para pelaku tersebut saat terjadi baku tembak mengeluarkan tembakan secara membabi buta, sehingga satu orang warga penjual wedangan, Nuriman (40) di dekat lokasi kejadian, tewas terkena peluru nyasar.

"Hasil laporan petugas di lapangan penjual wedangan warga setempat itu, memang bukan orang yang menjadi target polisi. Namun, dia terkena tembakan membabi buta oleh pelaku," kata Kapolda.

Namun, kata Kapolda, pihaknya telah menurun tim untuk menyelidiki tembakan peluru nyasar tersebut.

"Kami akan menyelidiki dari hasil visum, apakah martil yang menembus tubuh Nuriman, milik petugas atau pelaku," katanya.

Kapolda menjelaskan, sebelum aparat kepolisian menyergap dua pelaku yang terduga teroris tersebut, empat orang juga diamankan oleh petugas.

Empat orang tersebut, yakni Arifin ditangkap di Tawangmangu Karanganyar, Heri Budiarto di Plumbon, Bekonang, Sukoharjo, Edi Jableh, di Mojolaban, Sukoharjo, dan Ari Agus Santoso di Tawangmangu Karanganyar. (*)