Jakarta (ANTARA News ) - Pejabat pasukan perdamaian PBB di Kongo (Monusco) menilai kualitas kerja kompi Zeni TNI yang tergabung dalam misi tersebut masuk kategori terbaik.

Pejabat kompi Monusco Letkol Sui Ning, dalam konferensi Kompi Zeni Monusco, Selasa waktu Kongo, menyatakan, Kompi Zeni Indonesia memiliki kualitas pekerjaan terbaik dari seluruh Kompi Zeni di jajaran Monusco.

Dalam konferensi yang digelar di Bukavu, Provinsi South Kivu Kongo, itu, seluruh kompi zeni dari seluruh kontingen militer yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di Kongo, memaparkan hasil kerjanya selama tiga bulan terakhir.

Kegiatan tersebut bertujuan membahas dan mengevaluasi tugas yang diberikan kepada seluruh Kompi Zeni dibawah Monusco selama tiga bulan terakhir.

Berdasar hasil pembahasan dan evaluasi yang dilakukan, Kompi Zeni TNI yang bersandikan Satgas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda XX-H/Monusco, memiliki kualitas pekerjaan terbaik.

Hal itu disampaikan pula Ketua Satgas Zeni Monusco Francesco Savarece bahwa Kompi Zeni Indonesia telah menunjukkan "Best Performance" selama kurun waktu tiga bulan terakhir, meski ada beberapa hambatan yang terjadi.

"Beberapa hambatan itu antara lain, situasi keamanan, keterbatasan material dan cuaca yang sudah memasuki musim hujan di wilayah Kongo," katanya.

Konferensi dihadiri semua Kompi Zeni Monusco antara lain Indonesia, China, Nepal, Uruguay, Bangladesh dan Afrika Selatan serta Departemen jalan Demokratik Republik Kongo (DRC).

Perwira Penerangan Konga XX-H/Monusco, Lettu Inf. Imam Mahmud, melalui surat elektroniknya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu, mengatakan sebagai bagian dari misi perdamaian di Kongo, Kompi Zeni mendapat tugas di wilayah Dungu Kongo Afrika Tengah.

Kompi Zeni TNI yang dipimpin Letkol Czi. Widiyanto, mendapat mandat untuk melanjutkan proyek pembukaan jalan dari arah Faradje ke Durba dan Watsa.

Dua wilayah yang mendekatkan teritorial Dungu ke Uganda. Sebelumnya, Indonesia telah hampir menyelesaikan proyek pembangunan jalan dari Dungu ke Faradje dan saat ini telah bersiap untuk memulai tugas pembukaan jalan baru sesuai keputusan dari Monusco.

Ada dua opsi tugas pembukaan jalan yang saat ini sedang menanti, pertama, jalan Dungu-Duru yang menuju ke arah Sudan Selatan.

Kedua, adalah jalan Faradje-Durba-Watsa yang menuju ke arah Uganda.

Saat ini sebenarnya jalan Faradje-Durba sedang dikerjakan oleh Kontingen Nepal, akan tetapi otoritas lokal di wilayah tersebut meminta agar pekerjaan itu diambil alih oleh Kontingen Indonesia karena mereka menganggap hasil pekerjaan Kontingen Indonesia lebih baik setelah melihat hasil kerja Kontingen Indonesia di ruas jalan Dungu-Faradje.

Mereka meminta agar Indonesia memperbaiki dan membuat ruas jalan menuju Uganda, karena saat ini Uganda menjadi satu-satunya sumber ekonomi dan logistik untuk wilayah Kongo bagian timur.