BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Senin, 09 Mei 2011

Usul RI Diterima, Kamboja-Thailand Berdamai?

Perjalanan masih panjang sampai kedua negara mencapai titik temu

VIVAnews - Pertemuan trilateral antara menteri luar negeri Indonesia, Thailand dan Kamboja di Kementerian Luar Negeri, Senin, 9 Mei 2011, menghasilkan kata sepakat. Namun, perjalanan masih panjang dan berliku sampai kedua negara mencapai titik temu yang solid.

Pada pertemuan yang berlangsung selama tiga jam tersebut, Menlu Indonesia, pada konferensi pers setelahnya mengatakan, kedua Menlu satu suara dalam menyepakati usulan Indonesia. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono usai KTT ASEAN, Minggu, 8 Mei 2011, Indonesia mengusulkan adanya penyelesaian satu paket.

Natalegawa menjelaskan, solusi satu paket adalah solusi dimana tidak ada tuntutan yang harus didahulukan maupun dipinggirkan. Dengan solusi ini, semua tuntutan dan perbedaan dijalankan secara bersamaan.
Dia menekankan bahwa solusi yang akan dijalankan nanti adalah suatu proses menuju perdamaian, bukanlah suatu peristiwa yang akan berhenti di satu titik saja.

"Kalau kita menganggapnya sebagai suatu proses, maka peluang untuk mencapai kemajuan lebih terbuka," jelasnya.

Natalegawa memberikan contoh pelaksanaan solusi tersebut. Dia mengatakan bahwa bila Thailand telah menyerahkan diplomatik tanda persetujuan pengiriman tim pemantau dari Indonesia, maka secara bersamaan dengan itu akan diumumkan pertemuan General Border Committee (GBC) dan Join Border Committee (JBC).

"Ini adalah contoh pendekatan yang sifatnya satu kesatuan, tidak mencari mana yang dahulu, mana yang belakangan, tapi satu kesatuan," paparnya.

Natalegawa mengatakan bahwa kedua Menlu telah bersikap positif dengan menyepakati usulan Indonesia sekaligus memberikan jangka waktu kapan solusi ini akan diimplementasikan.

Namun, masalah tidak selesai sampai disitu. Untuk pelaksanaannya, kedua Menlu masih harus dapat meyakinkan dan mendapat persetujuan penuh dari kedua pemerintah.
Mendapatkan persetujuan ini pun bukan perkara mudah. Pertemuan 22 Februari 2011 lalu juga telah menghasilkan kesepakatan kedua Menlu untuk pengiriman peninjau dari Indonesia. Tapi karena adanya ketidaksetujuan dari pemerintah dan bidang pertahanan Thailand, maka permasalahan ini menjadi berlarut-larut.

Pemerintah Indonesia, ujar Natalegawa, tetap masih memiliki harapan untuk mendamaikan kedua belah pihak. Hal ini dikarenakan kedua Menlu telah berkomitmen tetap meneruskan proses perdamaian walaupun mendapat rintangan di dalam negeri masing-masing.

"Kami diberikan penegasan, terlepas dari proses dalam negeri masing-masing, semua komitmen yang dicapai tetap akan dilaksanakan," kata Natalegawa. (umi)

Tidak ada komentar: