Jambi (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta semua pihak untuk memberikan kesempatan pada pemerintah untuk bekerja menyelesaikan masalah yang dihadapi bangsa.

"Jika pemerintahan ini tidak terus diganggu kami bisa bekerja dengan lebih baik. Mengapa pemerintah perlu diberikan kesempatan bekerja lebih baik merampungkan karena masalah yang dihadapi kompleks," kata Presiden saat memberikan sambutan dalam pembukaan Musyawarah Nasional IX Persatuan Tarbiyah Islamiyah di Jambi, Kamis malam.

Kepala Negara mengatakan menyambut baik dan memperhatikan kritik yang disampaikan. Kritik tersebut, kata Presiden tentu akan dijadikan masukan.

"Berikan kesempatan pada pemerintah untuk bekerja atasi masalah. Tadi pagi dalam sebuah acara di Muarojambi saya sudah instruksikan, meski mulai tahun depan situasi politik menghangat tapi jajaran pemerintah tetap bekerja," kata Presiden.

Presiden menambahkan,"memang perlu ada ruang bagi pejabat pemerintahan untuk politik, itu boleh saja, untuk ikut dalam aktivitas politik menuju 2014, tapi jangan tinggalkan tugas pokok kita."

Dalam acara yang dihadiri sejumlah menteri antara lain Menag Suryadharma Ali, Menko Kesra Agung Laksono, Mendagri Gamawan Fauzi serta Ibu Negara Ani Yudhoyono tersebut, Kepala Negara mempersilahkan figur-figur yang akan mencalonkan diri menjadi Presiden untuk mulai menjelaskan pada masyarakat apa yang akan dilakukan.

"Saya bertekad untuk terus berikhtiar dan bekerja lebih keras agar presiden setelah saya bisa lebih sukses dan berbuat lebih baik. Bagi para sahabat yang ingin menjadi presiden 2014-2019 silahkan bersiap diri, sampaikan ke rakyat apa yang akan dilakukan nanti untuk membuat lebih baik negeri kita. Banyak nama yang beredar, mari kita doakan agar semua dapat kesempatan berkompetisi dengan baik sesuai dengan UUD, dan nanti kelak menggantikan saya memiliki prestasi yang lebih baik," ujar Presiden.

Dalam kesempatan itu, Kepala Negara juga memastikan adanya "reshuffle" kabinet sebagai evaluasi tahun kedua masa pemerintahannya.

"Ada kecenderungan setiap tahun didorong dan ditekan melaksanakan `reshuffle`. Saya memilih untuk tidak begitu saja melayani. Ini sikap saya, ini pilihan saya untuk tidak setiap saat `reshuffle` bukan karena takut atau ragu," paparnya.

Presiden mengatakan,"dulu dalam periode pertama melakukan "reshuffle" dengan alasan dan argumentasi yang bisa dinalar, kalau sekedar "reshuffle" ganti menteri tanpa urgensi dan alasan saya khawatir kesinambungan dan stabilitas efektivitas kabinet terganggu maka saya memilih untuk tidak setiap saat bongkar pasang kabinet dan mengganti dengan alasan tidak tepat."

Dalam "reshuffle" yang akan dilakukan sebelum 20 Oktober 2011 tersebut, Presiden akan menempatkan orang yang tepat diposisi yang tepat.

"Saya tahu banyak yang ingin jadi menteri, banyak yang sampaikan minatnya pada saya baik langsung ataupu tidak langsung, itu tidak dilarang tetapi tentu tidak baik kalau kita berpikiran bongkar habis," kata Presiden.

Menurut Presiden,"setiap penataan kabinet mesti ada alasan, kriteria dan aturan mainnya, saya harus minta maaf bila nanti banyak yang kecewa kalau keinginannya tidak terpenuhi.