BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Senin, 24 September 2012

Atasi Macet, Jawa Barat Siap Berembuk dengan Jokowi

TEMPO.CO , Depok - Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan menyatakan siap bekerja sama dengan gubernur DKI terpilih Joko Widodo dan Basuki Tjahaja dalam mengatasi masalah macet di Jakarta. Soalnya alasan utama yang menyebabkan kemacetan Jakarta dikarenakan aktifitas masyarakat commuter Jawa Barat yang bekerja di Ibu Kota.

"Kami sambut darah segar dan ide baru Pak Jokowi membangun kerja sama menghadapi kemacetan," kata Ahmad saat mencoba naik KRL commuter line di Stasiun Depok Baru, Minggu 23 September 2012.

Menurut Ahmad, ada 2,2 juta warga Jawa Barat yang mencari nafkah di Jakarta setiap hari. Artinya, setiap pagi dan sore terjadi migrasi besar-besaran antara DKI Jakarta dan Jawa Barat. Pagi hari, jutaan orang ini akan beraktifitas di Jakarta dan di sore hari mereka kembali ke Jawa Barat. "Inilah penyebab kemacetan itu," kata dia.

Dalam mengantisipasi masalah ini, kata Ahmad, tidak memungkinkan dengan memperbaiki jalan raya. Tinggal bagaimana 2,2 juta orang setiap hari ini tidak membuat kemacetan. "Yang memungkinkan hanya kereta api," kata dia. Dengan begitu Ahmad yakin dengan kepemimpinan Jokowi bisa bekerja sama dengan Jawa Barat dan pemerintah pusat melerai kemacetan itu.

Ahmad juga mengatakan melerai kemacetan DKI tidak bisa dengan bekerja sendiri. Perlu dukungan dan kerja sama dengan Jawa Barat dan Menteri Perhubungan. Dibutuhkan pembicaraan terkait peran masing-masing. "Apa tugas DKI, apa tugas Jawa Barat, dan apa tugas Kementerian Perhubungan," katanya.

Sementara itu, Kepala Bagian Humas DPD PKS Kota Depok, El Shanti Yuliyana mengatakan ada sekitar 50 ribu warga Bogor dan Depok yang bekerja di Jakarta. Setiap hari mereka memilih memakai KRL commuter line supaya cepat sampai ke kantor. "Di Depok saja ada 21 ribu warga yang membeli tiket untuk menuju kantor mereka di Jakarta," kata El Shanti.

Dengan itu, perlu adanya peningkatan layanan kereta. Yakni penambahan jaringan, gerbong kereta, dan pembenahan sistem pengaturan lalu lintas kereta. Diharapkan, kata El Shanti, kereta yang selama ini hanya mampu mengangkut 440 ribu penumpang, dapat ditingkatkan menjadi 1,2 juta penumpang perhari. "Penambahan jaringan memungkinkan jarak kedatangan antar kereta makin singkat," kata dia.

Tidak ada komentar: