INILAH.COM, Jakarta - Juru bicara Mahkamah Agung (MA),
Djoko Sarwoko menilai peristiwa pemecatan Hakim Agung Ahmad Yamani
merupakan musibah sekaligus anugerah bagi MA.
Menurutnya, peristiwa ini membawa musibah karena memperburuk citra lembaga peradilan di mata publik. Namun, peristiwa ini juga menjadi anugerah karena memberi kesempatan bagi MA untuk berbenah diri. "Ini peluang kalau kita bisa memanfaatkan peluang ini dengan baik," tutur Djoko di Jakarta, Selasa (11/12/2012).
Djoko menilai, sikap tegas MA memberhentikan Yamani ini dapat dijadikan pelajaran bagi hakim lain agar tidak bermain-main dengan hukum. Djoko berharap di kemudian hari tidak ada lagi hakim yang bernasib serupa dengan Yamani. "Andaikata ada yang sudah melakukan mungkin sadar dan tidak ada yang melakukan lagi," tegasnya.
Sebelumnya, Majelis Kehormatan Hakim (MKH) memutuskan Yamani bersalah karena memalsukan berkas putusan Hengky Gunawan. Dalam putusan MKH, majelis memutuskan Yamani diberhentikan dari jabatan hakim agung secara tidak hormat. [tjs]
Menurutnya, peristiwa ini membawa musibah karena memperburuk citra lembaga peradilan di mata publik. Namun, peristiwa ini juga menjadi anugerah karena memberi kesempatan bagi MA untuk berbenah diri. "Ini peluang kalau kita bisa memanfaatkan peluang ini dengan baik," tutur Djoko di Jakarta, Selasa (11/12/2012).
Djoko menilai, sikap tegas MA memberhentikan Yamani ini dapat dijadikan pelajaran bagi hakim lain agar tidak bermain-main dengan hukum. Djoko berharap di kemudian hari tidak ada lagi hakim yang bernasib serupa dengan Yamani. "Andaikata ada yang sudah melakukan mungkin sadar dan tidak ada yang melakukan lagi," tegasnya.
Sebelumnya, Majelis Kehormatan Hakim (MKH) memutuskan Yamani bersalah karena memalsukan berkas putusan Hengky Gunawan. Dalam putusan MKH, majelis memutuskan Yamani diberhentikan dari jabatan hakim agung secara tidak hormat. [tjs]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar