BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Senin, 20 Mei 2013

BBM dan BLSM

 Inilah.com
Pemerintah sepertinya sudah siap menjalankan konskuensinya memberikan bantuan langsung swadaya masyarakat (BLSM) sebagai bentuk kompensasi atas kenaikan harga BBM bersubsidi. Sebab kenaikan harga BBM bersubsidi akan mengerek lonjakan harga, termasuk harga kebutuhan pokok masyarakat.
Namun apapun alasannya pemerintah memiliki hak untuk menaikkan harga BBM walaupun rencana kenaikan tersebut masih menjadi pro dan kontra di masyarakat.
Data Kementrian Keuangan menunjukkan dengan adanya BLSM dan paket kompensasi, angka kemiskinan akan bertambah 0.72% dari baseline 10.5% di 2013, dan menjadi 11.22%.
Staf Khusus Presiden Firmanzah menyatakan BLSM dan Paket Kompensasi akan mengurangi potensi peningkatan angka kemiskinan akibat naiknya BBM Bersubsidi sebesar yaitu -1.89%. Dampak kenaikan harga beras sebagai respon kenaikkan harga BBM bisa mencapai 20%.
Menaikkan harga BBM bersubsidi mutlak keputusan politik, walaupun dilatarbelakangi sejumlah fakta yang mendorong BBM bersubsidi harus dinaikkan. Misalnya subsidi BBM diakui atau tidak menjadi beban APBN.
Kondisi ini rawan, suka atau tidak suka, naik atau tidak naik pun harga BBM bersubsidi akan tetap dipolitisasi, pasalnya pemilu 2014 tinggal setahun lagi.
Kenaikan harga BBM menjadi sangat sakeral menjelang pemilu 2014.
Mensakeralkan harga BBM menjadi topik paling menarik, karena dapat dipastikan akan menjadi perhatian luas masyarakat, apalagi jika yang bicara tentang penolakan merupakan seorang politisi.
Disini sebenarnya masyarakat didudukan dalam sebuah kebimbangan, karena tidakanya satu sikap yang jelas baik dari pemerintah maupun dari pihak lain yang menolak kenaikan harga BBM.
Kelompok yang menolak kenaikan BBM selama ini memiliki argumen yang lemah, bahkan tidak mampu menunjukkan solusi untuk mengatasi problem BBM. Sementara pemerintah memiliki keberanian yang setengah-setengah antara melakukan penaikan BBM atau mencari alternatif lain.
Ketidakpastian nasib masyarakat semakin komplit ketika harga BBM terus dipolitisasi. Sangat janggal rasanya mengharapkan kenaikan harga BBM tidak akan diikuti oleh barang kebutuhan pokok lainnya.
Pemberian BLSM mungkin menjadi sedikit harapan, namum BLSM tentu juga bukan tanpa batas, pemerintah tak mungkin memberikan sepanjang tahun, mungkin akan terkait dengan hitungan angka seberapa besar kenaikan harga BBM yang saat ini sedang dimatangkan oleh pemerintah dan DPR.
Hendriwan Angkasa
Tanah Sereal, Tambora
Jakarta Barat

Tidak ada komentar: