BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 17 Mei 2013

Komnas HAM Akui ada Mafia di Waduk Pluit

INILAH.COM, Jakarta - Sikap tegas Komnas HAM yang membela warga Pluit dengan menolak penggusuran permukiman warga di bantaran Waduk Pluit, seakan melunak setelah Gubernur DKI Joko Widodo bertandang ke kantor Komnas HAM di Latuharhari, Jakpus, Jumat (17/5/2013).

Komnas HAM pun mengakui adanya adanya mafia yang melakukan praktik jualbeli ditengah-tengah penggusuran tanah di bantaran Waduk Pluit. "Kita akui di sana banyak mafia," kata Komisioner Bidang Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Siane Indriani.

Dijelaskan Siene, adanya mafia hukum diketahui setelah pihaknya mencocokan data yang dimiliki Komnas HAM dengan data Pemprov DKI yang dibawa Jokowi. "Sedang dicocokan datanya, untuk itu supaya terhindar dari mafia, data di situ dari kependudukan yang resmi agar pemda tidak terombang-ambing," ungkapnya.

Dikatakannya, pada dasarnya Komnas HAM tak membenarkan warga Pluit menduduki tanah negara. Artinya masyarakat yang menduduki tanah negara, kemudian mengadu ke sini dan menyetujui warga menduduki tanah negara.

"Bukan begitu. Tapi yang jelas, mereka itu dijamin HAM-nya, itu prinsipnya," tegas Siene.

Ia melanjutkan, saat ini Komnas HAM mempunyai data adanya 12.000 kepala keluarga (KK) di Pluit. Data ini berbeda dengan data milik Pemprov DKI, hanya 7000 KK. Ia mengajak Jokowi untuk bersama melakukan pengecekan validitas data ini.

Menurut Siane, Komnas HAM ikut menangani ini karena ada pengaduan masyarakat yang haknya akan di ambil Pemprov DKI. "Mereka datang bawa KTP. Mereka juga membayar PBB. Ini menandakan mereka punya hak untuk dilindungi," tandasnya.[bay]

Tidak ada komentar: