Oleh: Dedy Helsyanto
INILAHCOM, Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu
(DKPP) Jimly Assdiddiqie menyayangkan sikap Badan Pengawas Pemilu
(Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menghilangkan suara
pemilih di dua distrik Papua, Mafia Barat dan Mafia Tengah.
Hal itu menaggapi penjelasan pimpinan Bawaslu Nasrullah, tentang pemilihan di daerah tersebut.
Nasrullah
menjelaskan bahwa, penghilangan suara akibat kecurangan didua daerah
itu karena suara nol yang diperoleh kubu Prabow-Hatta, sedangkan suara
Jokowi-JK seratus persen sebanyak kurang lebih 18.000 suara.
"Pemilihan
susulan tidak dapat dilakukan karena keterbatasan waktu, maka itu
Bawaslu dan KPU mengambil keputusan untuk membuat nol suara
Prabowo-Hatta. Sebenarnya bukan hanya suara Prabowo-Hatta saja, tapi
juga Jokowi-JK," kata Nasrullah di sela-sela sidang DKPP di Kementerian
Agama, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2014) malam.
Mendengar hal itu,
dengan raut wajah sedikit bingung, pemimpin sidang DKPP, Jimly Assidiqe
mengatakan rekoemndasi Bawaslu itu memiliki resiko besar.
"Membuat suara nol berdasarkan kesepakatan bisa saja jadi solusi. Namun masalahnya ada pada hak pilih yang hilang," kata Jimly.
"Besok kita dengarkan keterangan saksi ahli untuk penjelasan ini," tandas bekas ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini. [fad]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar