Muchus Budi R. - detikNews
Solo - Ketua KPK, Abraham Samad memberikan respons
terkait adanya kabar namanya masuk kabinet dalam pemerintahan mendatang.
Dia meminta dirinya tidak diganggu menjalankan tugas pemberantasan
korupsi sebagai Ketua KPK. Dengan posisi sekarang dia bahkan nanti bisa
menangkap menteri atau bahkan presiden jika melakukan korupsi.
"Masih
banyak tokoh lain yang bisa duduk disana (kabinet). Saya akan
berkonsentrasi di KPK. Biarkanlah Abraham Samad jadi Ketua KPK supaya
bisa menangkap menteri atau presiden. Kalau saya jadi menteri, lalu
siapa yang nanti menangkap menteri atau presiden kalau bersalah," ujar
Abraham Samad kepada wartawan usai menjadi pembicara di Universitas
Sebelas Maret (UNS) Solo, Kamis (14/8/2014).
Abraham mengatakan
masa tugasnya sebagai ketua KPK baru akan berakhir hingga 17 Desember
2015 nanti. Hingga kahir masa tugasnya, Abraham bertekad akan fokus dan
berkonsentrasi pada pemberantasan korupsi. Karena itulah dia
mempersilakan tokoh-tokoh lain untuk duduk di pemerintahan.
Sementara
itu saat Abraham Samad berada di dalam kampus, puluhan orang yang
menyebut dirinya sebagai Laskar Solo Raya Peduli Bangsa menggelar aksi
demo di depan boulevard kampus UNS di Jalan Ir Sutami 36 A, Solo. Mereka
mendesak Abraham Samad sebagai pimpinan KPK segera mengusut dugaan
korupsi yang dilakukan Jokowi serta serta rekening gendut yang
dimilikinya.
Menanggapi tentang adanya aksi tersebut, Abraham
mengatakan semua laporan masyarakat yang disampaikan kepada KPK telah
ditampung untuk dipelajari dengan seksama. Menurutnya banyak kasus yang
telah dilaporkan, termasuk laporan tentang dugaan korupsi seperti itu.
"Semua
laporan telah kami tampung untuk dipelajari. Banyak sekali laporan yang
kami terima, bahkan ada kasus perceraian pun dilaporkan kepada kami.
Ada juga laporan dugaan korupsi itu. Semua kami pelajari, tidak ada yang
diabaikan," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar