Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Dili (ANTARA News) - Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung
menegaskan pemerintahan SBY-Boediono tidak akan mengambil kebijakan
untuk menaikan harga BBM bersubsidi.
"Pemerintah Pak SBY tahun lalu baru saja menaikan BBM 33 persen.
Kenaikan tersebut tentu memberatkan masyarakat, apalagi kita tahu awal
2014 pemerintah menaikan tarif dasar listrik dan dalam waktu dekat atas
permintaan Pertamina gas elpiji 12 kg akan naik," katanya di Dili, Timor
Leste, Selasa malam.
Hal ini dikatakannya menanggapi sejumlah pihak-pihak tertentu yang
mengatasnamakan sebagai tim dari Presiden Terpilih Jokowi yang meminta
pemerintahan SBY melakukan kebijakan menaikan BBM bersubsidi.
Ia mengatakan, melihat beban yang dipikul masyarakat, pemerintahan
SBY yang akan berakhir pada 20 Oktober 2014 tidak akan menaikan lagi
harga BBM bersubsidi.
Apalagi menurut dia, setiap kenaikan harga BBM bersubsidi akan memicu inflasi yang tinggi dan peningkatan kemiskinan.
"Tentu ini menjadi keprihatinan pemerintah saat ini," katanya.
Ia menegaskan, saat ini pemerintah memilih mengambil langkah-langkah penghematan yang terukur dan terkendali.
"Sudah cukup memberikan beban dan tidak selayaknya masyarakat
ditambah lagi bebannya. Dan orang-orang yang ingin agar pemerintah saat
ini menaikan harga BBM adalah orang-orang yang dulu selalu manolak
(kenaikan BBM), ini adalah hal yang lucu," katanya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar