VIVAnews - Di tengah polemik kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) bersubsidi, banyak masyarakat yang mempertanyakan, agar
hal tersebut dibarengi dengan kualitas baik.
Bahkan Direktur
Sales & Marketing PT Pertamina, Rifky Effendi Hardijanto mengaku
bahwa saat ini BBM bersubsidi jenis premium tidak sesuai dengan
spesifikasi mesin kendaraan yang dihadirkan para perusahaan mobil.
"Premium
sudah tidak layak lagi digunakan kendaraan pada umumnya, karena saat
ini setiap kendaraan sudah menggunakan minimal RON 91, paling tidak
Pertamax," ungkap Rifky, saat ditemui di Jakarta, kemarin.
Lebih
lanjut, Rifky menyatakan, para produsen mobil juga tidak menyarankan
kendaraan yang diproduksi dipaksa meminum RON88. Karena ini, dipastikan
akan berimbas pada performa dan mesin 'ngelitik'.
Dia
juga menjelaskan, meski masih menjual premium dengan kualitas RON88,
pertamina tidak bisa berbuat lebih jauh. Sebab, masih banyak konsumen
yang tetap mencari BBM jenis tersebut.
Kewenangan menentukan
kualitas BBM bersubsidi dengan RON88, kata Rifky, bukan ditentukan oleh
Pertamina, melainkan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral.
Atas
nama pemerintah, dia menganjurkan, agar masyarakat menggunakan BBM non
subsidi. Sebab, hal ini dapat mengurangi beban pemerintah untuk
mensubsidi BBM.
"Paling tidak, subsidi untuk BBM butuh Rp130
triliun dan itu khusus premium, belum lagi solar dan minyak lainnya.
Kami menyarankan agar menggunakan pertamax," tutur Rifky.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar