Laporan Wartawan Warta Kota, Bintang Pradewo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --
General Manager PT Industri Kereta Api (INKA), Pramusdya selaku
produsen bus gandeng transjakarta merek Inobus yang patah di di Jalan
Raya Bekasi Timur, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (7/8/2014) lalu
menduga kerusakaan itu akibat beban dan jalan yang tidak rata. Hal ini
diungkapkan usai pihak PT INKA melakukan penyelidikan ketika delapan
baut bus gandeng Transjakarta itu copot.Berdasarkan itu ia mengatakan penyebab utamanya adalah karena adanya kelebihan beban penumpang, jalanan yang tidak rata, dan perawatan yang singkat. Padahal, seharusnya bus yang sudah mulai beroperasi tahun 2012 itu butuh perawatan yang intens.
"Penyebab utama yang perlu dicermati adalah karena beban operasional yang melebihi desain normal. Seperti beban penumpang yang sering overload, ketidakrataan jalan yang ekstrem di beberapa tempat dan waktu perawatan harian yang relatif singkat," kata dalam keterangan persnya, Senin (11/8/2014).
Dia menjelaskan bahwa sistem sambungan yang digunakan di Inobus telah menggunakan produk terbaik dengan teknologi Jerman merk Hubner, yang merupakan produsen terbesar di dunia untuk sistem artikulasi bus dan kereta api. Tak hanya itu, Pramudya mengatakan untuk memastikan sistem sambungan atu artikulasi bisa berfungsi baik, PT INKA berkomunikasi dengan pihak Hubner.
"Dalam desain dan aplikasi pemasangan juga diinspeksi dan dikomunikasikan dengan pihak produsen Hubner, untuk memastikan sistem sambungan bisa berfungsi dengan baik," tuturnya.
Terkait insiden patahnya baut bus gandeng itu, kata dia disebabkan kekencangan baut tidak sesuai dengan torsi yang disarankan. Sehingga seharusnya baut patah tidak perlu terjadi. "Baut longgar karena beban dinamis yang berlebihan atau sebagian baut yang cacat operasional tapi belum sempat diganti," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar