Pewarta: Norjani
Pangkalan Bun, Kalteng (ANTARA News) - Musibah jatuhnya pesawat AirAsia
QZ 8501 merupakan preseden buruk, tetapi juga menjadi moment untuk
melakukan evaluasi perizinan penerbangan di Indonesia.
"Seperti penerbangan pesawat yang mendapat musibah ini kan
informasinya tidak ada izin terbang di hari Minggu, tapi kenapa bisa
terbang? Ini harus selidiki hingga tuntas, termasuk jika ada "orang
dalam" yang bermain. Perizinan penerbangan lainnya juga harus
diperiksa," kata anggota DPR RI, Hamdhani di Pangkalan Bun, Senin.
Hamdhani yang merupakan putra daerah Kalimantan Tengah ini sengaja
pulang kampung untuk ikut memantau penanganan musibah jatuhnya pesawat
berpenumpang 155 orang ditambah tujuh kru di perairan Selat Karimata
saat terbang dari Surabaya menuju Singapura pada Minggu (28/12/2014)
lalu ini.
Dia menyampaikan duka mendalam terhadap keluarga korban atas
musibah. Dia berharap pemerintah menjadikan musibah ini sebagai bahan
evaluasi agar tidak terjadi lagi di kemudian hari. Seluruh penerbangan
harus diperiksa perizinan serta kondisi armada dan awak pesawat untuk
menghindari hal yang tidak diinginkan.
Musibah memang tidak dapat diduga karena bisa terjadi kapan dan di
mana saja. Namun prosedur tetap penerbangan serta kepatuhan terhadap
perizinan harus selalu dijalankan sebagaimana mestinya dalam pengawasan
pemerintah.
Meski bertugas di Komisi IV, namun Hamdhani berjanji akan memberi
masukan kepada rekan-rekannya di Komisi V untuk memanggil dan meminta
penjelasan pihak terkait musibah ini, seperti Kementerian Perhubungan,
manajemen AirAsia dan lainnya.
Sementara itu, Hamdhani terlihat menemui dan berbincang dengan tim
gabungan yang bertugas di RSUD Sultan Imanuddin. Dia juga memantau
peralatan lainnya yang sudah disiapkan seperti cold storage atau lemari
pendingin, tenda penampungan di sekitar kamar jenazah serta kesiapan
peti jenazah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar