Jpnn
MAKKAH - Komite Pusat
Haji memperkuat pernyataan Menteri Kesehatan Saudi Khaled al-Falih
dengan menyatakan bahwa tragedi maut di Mina itu dipicu oleh ulah
sekelompok jamaah asal Afrika.
"Desak-desakan itu terjadi karena jamaah
asal Afrika tidak tertib," ungkap Pangeran Khaled al-Faisal, ketua
komite pusat haji, dalam wawancara dengan stasiun televisi Al-Arabiya.
Dalam proses evakuasi, Saudi mengerahkan
sedikitnya 220 ambulans. Juru Bicara Badan Pertahanan Sipil Saudi
mengatakan, sekitar 4.000 personel tim rescue terlibat dalam evakuasi di
dekat Jembatan Jamarat itu.
Beberapa saat sebelum tragedi itu
menghiasi media online, Kementerian Pertahanan Saudi sempat mengunggah
cuitan tentang kondisi berdesak-desakan di Mina itu melalui akun Twitter
resminya.
"Kami sedang berusaha mengurasi kepadatan di Mina," cuit kementerian tersebut.
Tidak lama kemudian, sekitar pukul 09.00 waktu setempat, terjadilah tragedi mengenaskan tersebut.
Salah seorang jamaah asal Sudan yang luput
dari tragedi mengatakan bahwa penyelenggaraan haji kali ini merupakan
yang terburuk. Sebelumnya, dia sudah tiga kali naik haji
"Jamaah sudah kelelahan dan dehidrasi
sebelum mencapai tujuan," ujarnya. Keterbatasan fisik itulah, menurut
dia, yang ikut memicu terjadinya insiden desak-desakan.
Tragedi menjelang ritual lempar jumroh di
Mina bukan baru kali ini terjadi. Pada Januari 2006, misalnya, sebanyak
364 jamaah meninggal dunia saat melempar jumroh. Penyebabnya masih sama,
berdesak-desakan. Tahun ini, ada sedikitnya 2 juta jamaah haji dari
seluruh dunia yang menunaikan ibadah di Saudi.
Pasca tragedi itu, pemerintah Saudi
membangun tiga pilar di dekat lokasi pelemparan jumroh. Selain itu,
pemerintah juga membangun jembatan lima lantai untuk mengurai kepadatan
di area tersebut.
Saat itu, pembangunan fasilitas haji
tersebut menelan dana sekitar USD 1,2 miliar (sekitar Rp 17,7 triliun).
Kini, fasilitas itu sudah ditambahi dengan banyak pintu keluar, kamera
CCTV dan petugas keamanan.
Tragedi paling fatal di Mina terjadi pada 1990 lalu. Saat itu, tidak
kurang dari 1.492 jamaah meninggal dunia di Terowongan Mina. Sebagian
besar korban adalah jamaah asal Asia, termasuk Indonesia. (AP/AFP/CNN/alarabiya/aljazeera/hep)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar