Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Denpasar (ANTARA News) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Bali
mengajak masyarakat di daerah ini lebih berhati-hati dalam berinvestasi
karena diduga banyak yang melakukan penipuan.
"Kami banyak menerima pengaduan terkait investasi, sebelumnya
dijanjikan keuntungan, tetapi ujung-ujungnya malah dirugikan," kata
Ketua YLKI Bali Putu Armaya, di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, seringkali dijumpai investasi yang menawarkan
keuntungan atau bunga yang besarannya tidak masuk akal. "Oleh karena
itu, tolong dipelajari dulu apakah investasi itu benar-benar
menguntungkan atau tidak," ujarnya pada acara Podium Bali Bebas Bicara
Apa Saja (PB3AS) itu.
Bahkan pihaknya sempat menerima pengaduan dari warga negara asing
yang mengaku ditipu hingga Rp1,8 miliar terkait dengan investasi bodong
dan hingga saat ini uangnya belum kembali.
Di sisi lain, Armaya menambahkan jika ada masyarakat uang ingin
menyampaikan keluhan terkait perlindungan konsumen, juga dapat
mengunjungi Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) yang sudah
terbentuk di Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan Karangasem.
"Untuk di Denpasar, BPSK ada di Jalan Melati, sedangkan BPSK
Badung di Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung, khususnya di Disperindag
Badung," ucapnya.
Selain itu, Armaya juga mengkritisi tentang diskriminasi yang
terjadi di PLN antara listrik prabayar yang menggunakan pulsa, dengan
listrik pascabayar yang dibayar secara perbulan.
Menurut dia, diskriminasi terjadi pada pajak dan biaya
administrasi saat pembelian pulsa tersebut, karena pada listrik
prabayar, biaya-biaya tersebut dikenai setiap melakukan isi ulang pulsa.
"Hal itu bisa terjadi berkali-kali dalam sebulan, sedangkan pada pascabayar, biaya itu hanya dibayarkan sekali," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar