BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 19 Mei 2011

Andi Arief: Saya Bersyukur Masyarakat Panik

"Sekarang zaman keterbukaan, orang bisa lihat lewat internet, tak tidak boleh ditutupi.'

VIVAnews - Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief, mengaku tidak khawatir masyarakat panik akibat adanya kabar gempa 8,7 skala Richter di Jakarta.
"Saya bersyukur ada yang panik," kata Andi, Rabu, 18 Mei 2011.

Hal itu, kata dia, pertanda masyarakat masih peduli terhadap nasibnya. "Kalau tidak ada yang panik saya justru heran," ujarnya. 

Adanya informasi itu bisa mengedukasi masyarakat agar mempercayai penelitian ilmiah. Dia mencontohkan, Gubernur Sumatera Barat yang mempercayai penelitian ilmiah.
"Sumbar mempercayai itu, sekarang pindah Ibukota, 15 kilometer menjauhi pantai," kata dia.
Selain itu, antisipasi terhadap bencana juga dilakukan dengan membangun shelter-shelter mini.

Berdasarkan hasil penelitian ahli gempa, Andi mengungkapkan bahwa ada tiga titik tidak jauh dari Ibukota yang berpotensi dilanda gempa 8,7 skala richter.

Menurut Andi, mengumumkan hal tersebut kepada masyarakat tidak keliru. "Sekarang ini zaman keterbukaan, orang bisa lihat lewat internet, bisa lihat mana saja dan tidak boleh ada yang begini tidak boleh ditutup-tutupi," jelas dia.

Penelitian soal potensi gempa tersebut, kata Andi, merupakan penelitian pribadi yang disampaikan kepada staf khusus presiden, sehingga hal tersebut harus disampaikan kepada masyarakat. "Ibarat perang, bukan hanya TNI-Polri, tapi masyarakat juga tahu agar bersama sama menyiapkan diri," ujar Andi.

Tidak ada komentar: