INILAH.COM, Jakarta - Pemerintah menegaskan tidak akan menghapus subsidi BBM untuk masyarakat, namun akan memperbaiki skema pemberian subsidi yang salah satunya melalui pemberian subsidi langsung.
"Jangan ada istilah penghapusan, tidak ada penghapusan subsidi. Subsidi tetap diberikan kepada pemerintah oleh bangsa ini kepada rakyatnya yang memerlukannyai," tegas Menko Perekonomian Hatta Rajasa di kantornya, Selasa (10/5).
Ia mengatakan, pemerintah hanya akan memperbaiki skema pemberian subsidi agar lebih tepat sasaran. Namun hingga kini masih belum diputuskan bagaimana bentuk subsidi tersebut.
"Subsidi tetap diberikan hanya pola pemberian subsidi harus direstrukrisasi. Mungkin dari pola pemberian subsidi pada harga bisa saja pada subsidi langsung. Jadi kita lihat dan bukan berarti subsidi dihapus. Bukan begitu. Jangan missed leading," tuturnya.
Sementara untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi BBM bersubsidi alias premium, pemerintah akan terus melakukan kampanye agar masyarakat mampu sadar diri untuk berhenti mengkonsumsi premium. "Sejauh ini belum ada kebijakan yang mengalihkan kecuali menghimbau dan meminta masyarakat jangan menggunakan BBM bersubsidi kalau mampu," ujarnya.
Sebelumnya, rencana penghapusan subsidi BBM ternyata diam-diam tengah dikaji pemerintah. Rencana awalnya, di 2014 subsidi BBM akan dihapus, dan untuk orang tak mampu mekanisme subsidi akan diubah agar tak 'bocor'.
Dirjen Migas Evita Herawati Legowo mengatakan, wacana penghapusan premium yang sempat beredar memang bisa dilakukan, namun yang paling mungkin dilaksanakan dalam waktu dekat adalah menghapus subsidi BBM.
"Jadi bukan menghapus premium, jadi tidak semudah itu. Kalau menghapus bahan bakar kan kita harus melihat infrastrukturnya, kilangnya mampu atau tidak. Jadi yang dimaksud Menteri Keuangan adalah menghapus subsidi," jelas Evita saat ditemui di Hotel Gran Melia Jakarta, Senin (9/5). [cms]
"Jangan ada istilah penghapusan, tidak ada penghapusan subsidi. Subsidi tetap diberikan kepada pemerintah oleh bangsa ini kepada rakyatnya yang memerlukannyai," tegas Menko Perekonomian Hatta Rajasa di kantornya, Selasa (10/5).
Ia mengatakan, pemerintah hanya akan memperbaiki skema pemberian subsidi agar lebih tepat sasaran. Namun hingga kini masih belum diputuskan bagaimana bentuk subsidi tersebut.
"Subsidi tetap diberikan hanya pola pemberian subsidi harus direstrukrisasi. Mungkin dari pola pemberian subsidi pada harga bisa saja pada subsidi langsung. Jadi kita lihat dan bukan berarti subsidi dihapus. Bukan begitu. Jangan missed leading," tuturnya.
Sementara untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi BBM bersubsidi alias premium, pemerintah akan terus melakukan kampanye agar masyarakat mampu sadar diri untuk berhenti mengkonsumsi premium. "Sejauh ini belum ada kebijakan yang mengalihkan kecuali menghimbau dan meminta masyarakat jangan menggunakan BBM bersubsidi kalau mampu," ujarnya.
Sebelumnya, rencana penghapusan subsidi BBM ternyata diam-diam tengah dikaji pemerintah. Rencana awalnya, di 2014 subsidi BBM akan dihapus, dan untuk orang tak mampu mekanisme subsidi akan diubah agar tak 'bocor'.
Dirjen Migas Evita Herawati Legowo mengatakan, wacana penghapusan premium yang sempat beredar memang bisa dilakukan, namun yang paling mungkin dilaksanakan dalam waktu dekat adalah menghapus subsidi BBM.
"Jadi bukan menghapus premium, jadi tidak semudah itu. Kalau menghapus bahan bakar kan kita harus melihat infrastrukturnya, kilangnya mampu atau tidak. Jadi yang dimaksud Menteri Keuangan adalah menghapus subsidi," jelas Evita saat ditemui di Hotel Gran Melia Jakarta, Senin (9/5). [cms]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar