BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Minggu, 22 Mei 2011

Organda Klaim Tekor 3 M Ekspor Impor Tetap Lancar : Larangan Truk Berat Masuk Tol Dalam Kota Menuai Pro Kontra

RMOL.Larangan lewat truk berat lewat tol dalam kota Jakarta menimbulkan berbagai reaksi. Pengusaha ekspor impor mengaku belum merasakan kerugian. Hanya Organda yang mengaku merugi Rp 3 miliar per hari.
Wakil Ketua Asosiasi Pengu­saha Indonesia (Apindo) Dji­manto meyakinkan, penerapan kebijakan larangan truk masuk tol dalam kota tidak akan meng­ganggu dunia usaha, termasuk eks­por impor. Kecuali, jika ke­bijakan tersebut diterapkan se­cara mendadak, maka akan meng­­ganggu eks­por dan impor.
“Jika jauh hari sebelumnya di­umumkan dan dirundingkan se­cara bersama oleh pihak-pihak yang bersangkutan, maka jadwal keluar dan masuknya kapal pun akan disesuaikan di pelabuhan,” katanya saat dihubungi Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Namun, dia mengakui, ada pengu­saha yang dirugikan dan di­untung­kan dengan kebijakan yang mulai diterapkan awal Mei lalu.
Kepala Humas Pelabuhan In­do­nesia (Pelindo) II Hambar Wi­yadi menyatakan, angka bong­kar-muat normal lahan terpakai se­harusnya di bawah 70 yard occu­­pancy ratio (YOR). “Seka­rang su­dah di atas 80 YOR,” katanya, belum lama ini.
Catatan YOR di lapangan im­por dua hari lalu me­nunjukkan, angka 88 persen dan di lapangan ekspor 73 persen. Bila dibanding­kan dengan YOR bulan lalu, di la­pangan impor dan ekspor ma­sing-masing hanya 70 persen dan 50 persen. Namun, penum­pukan belum sam­pai mengaki­bat­kan kapal me­nunggu untuk bongkar-muat ba­rang ekspor impor.
Penumpukan ini, kata Hambar, juga sudah mencapai tahap daru­rat. Sebab, semakin tinggi ting­kat YOR, semakin sulit barang ke­­luar dan masuk kapal. “Walha­sil, truk pun sulit melintas. Saya kha­watir, bila penumpukan ba­rang berlanjut, dapat mengan­cam arus ekspor-impor,” katanya.
Menanggapi polemik ini, Sek­re­taris Umum Asosiasi Pe­ru­sa­haan Barang Muat Indonesia (APBMI) Arlen Sitompul memin-ta agar kebijakan ini dilihat dari dua sisi. Yakni,demi kepen­tingan publik dan pelayanan serta prog­ram pencitraan pemerintah. Na­mun, harus didukung dengan in­frastruktur yang memadai.
“Kita setuju untuk kepentingan yang lebih besar. Tetapi jika truk-truk tersebut berhenti selama 17 jam dan beroperasi hanya tujuh jam tidak tepat, harus dibalik,” ujarnya ketika dihubungi Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, pelabuhan meru­pa­kan pintu gerbang barang mo­dal untuk pembangunan ekonomi Indonesia hingga 90 persen. Ar­tinya, ada kegiatan ekspor dan impor serta domestik di pelabu­han. “Tetapi apakah sudah didu­kung dengan infrastruktur yang memadai? Tidak hanya akses jalan raya, listrik, air dan yang ber­kai­tan dengan struktur teknis, tetapi pada kesiapan-kesiapan yang be­kenaan dengan pelayanan publik lainnya,” jelasnya.
Arlen yang juga anggota Kadin Komite Perhu­bungan itu mene­gas­kan, sejauh ini rencana ter­sebut tidak meng­ganggu ekspor dan impor. Na­mun, hal ini ber­penga­ruh terha­dap pendapa­tan pengusa­ha karena jam kerja yang hanya tujuh jam dan ber­henti hingga 17 jam.
Dia mencontohkan kebijakan se­perti ini pernah diterapkan di Lon­don, Inggris. Di kota tersebut, truk tidak boleh masuk kota pada siang hari, tetapi negara tersebut sudah mempersiapkan infrastruk­tur sebelumnya, seperti kereta api maupun transportasi sungai.
“Tetapi kalau kita, selain truk­nya yang jauh dari memadai, dicoba dulu lah selama tiga bu­lan. Kalau dikatakan mempe­nga­ruhi ekspo-impor itu berlebihan karena truk-truk yang beroperasi saat ini kurang memadai dan ha­rus diremajakan. Sebab, dari 100 truk, hanya 5-7 truk saja yang me­madai. Kalau Organda mau mo­gok itu keliru, karena bukan mo­del demokrasi,” kritiknya.
Kepala Unit Angkutan Khusus Pelabuhan Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Gemilang Tarigan mem­perkirakan, potensi kerugian per hari para anggota organisasi ba­kal mencapai Rp 3 miliar.
“Jika pem­­batasan truk ber­lan­jut hingga 10 Juni, kerugian di­prediksi bisa mem­bengkak hing­ga Rp 90 miliar,” katanya. [RM]

Tidak ada komentar: