BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Senin, 16 Mei 2011

Peneliti LIPI Ragukan Survei Indo Barometer

INILAH.COM, Jakarta - Peneliti LIPI Jaleswari Pramudawardani meragukan penelitian yang dilakukan oleh Indo Barometer mengenai tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan SBY-Boediono.

Hal tersebut diungkapkan Jaleswari dalam diskusi bertajuk "Koreksi Masyarakat Sipil Terhadap Perjalanan Reformasi TNI", di Kantor KontraS Jl Borobudur 14 Menteng Jakarta Pusat, Senin (16/5/2011).

Menurutnya, dalam sebuah penelitian harus memilih responden yang akurat agar hasil penelitian tersebut juga menghasilkan data yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan. "Indo Barometeer harus memberikan gambaran utuh tidak bisa parsial, dan membeberkan hasil penelitian tersebut semuanya. Harusnya ada indikator yang jelas, sebenarnya persoalan itu kan kompleks, apalagi kalau kita mempersoalkan metode wawancara siapa saja respondennya," jelas Jaleswari.

Sebelumnya diberitakan, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Indo Barometer, ditemukan mayoritas publik menyatakan bahwa kondisi saat Orde Baru di bawah pemerintahan Soeharto lebih baik dibandingkan dengan era Reformasi. Padahal responden itu antara lain berusia 17 tahun yang tidak mengalami hidup di era Orde Baru ketika Soeharto berjaya atau memulai kekuasaannya.
Ia menegaskan, ukuran yang dilakukan oleh Indo Barometer harus akurat. "Sebuah penelitian itu harus taat pada kaidah-kaidah penelitian. Orde Baru lebih baik itu ukurannya apa? Baik itu dalam konteks mana? Harus dipertanyakan publik yang mana yang menjadi responden. Kita harus mengkritisi terhadap hasil-hasil penelitian tersebut," tegasnya.

Namun, dari hasil penelitian itu pemerintah harus dapat berkaca diri terhadap kinerja pemerintah saat ini. "Ada plus minusnya, ini bisa dijadikan sebagai evaluasi. Pemerintah dapat mengevaluasi, minusnya di mana, plusnya di mana," jelasnya. [tjs]

Tidak ada komentar: