BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Minggu, 15 Mei 2011

Polri Siap Bantu Komnas HAM Selidiki Kasus Tewasnya Nur Iman

Aprizal Rahmatullah - detikNews

 Jakarta - Mabes Polri tidak mempermasalahkan rencana Komnas HAM yang akan menyelidiki tewasnya warga sipil dalam penggerebekan di Sukoharjo, Jawa Tengah. Malah, Polri siap membantu Komnas HAM untuk memperoleh data yang benar.

"Tentu kita akan bantu. Kita ingin yang benar terungkap. Kita akan bantu," kata Kadivhumas Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jaksel, Minggu (15/5/2011).

Anton mengapreasi langkah Komnas HAM untuk menyelidiki bila memang ada dugaan kesalahan prosedur yang dilakukan petugas. "Polri akan ikut sama-sama untuk memberikan keterangan. Tentunya Propam dan Irwasum akan turun dari internal, kita akan kerjasama," tambah mantan Kapolda Jabar.

Sebelumnya, Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim mengatakan Komnas HAM berencana menyelidiki kasus tewasnya Nur Iman, pedagang angkringan, akibat baku tembak saat penggerebekan teroris di Sukoharjo. "Komnas HAM akan selidiki fakta di lapangan apa yang terjadi pada warga sipil tersebut. Jika sudah jelas, Komnas HAM akan rekomendasikan kepada Kapolri untuk mempertanggungjawabkan anggota yang terlibat," Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim.

Hal itu disampaikan Ifdhal usai menghadiri acara ultah JK di rumah JK, Jalan Brawijaya Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Pergerakan teroris, lanjutnya, sebenarnya sduah dalam pengamatan polisi. Sehingga polisi seharusnya bisa mengurangi dampak penggerebekan itu pada masyarakat.

"Dan sebenarnya ini (mengurangi dampak penggerebekan) yang tidak bekerja dengan baik. Adanya adu tembak memicu perhatian masyarakat. Ada yang menonton. Kita tidak tahu pasti bagaimana Nur Iman itu dan bagaimana bisa tertembak," jelasnya.

Dua terduga teroris, Sigit Qurdowi dan pengawalnya Hendro tewas akibat baku tembak dengan polisi di Kampung Dukuh, Desa Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo sekitar pukul 01.00 WIB.

Sigit Qurdowi dan Hendro antara lain merupakan DPO bom gereja dan Mapolsek Pasar Kliwon (Solo) pada bulan Desember 2010. Mereka juga terlibat jaringan terorisme di Cirebon.

Sedangkan pedagang angkringan, Nur Iman saat kejadian tembak menembak terjadi, berada di antara kedua belah pihak. Timah panas pun salah satunya mengenai dia. Nur Iman dipastikan tidak terkait kelompok pelaku teror. Polri pun akan memberikan santunan pada keluarga Nur Iman itu.

"Kita turut prihatin dan belasungkawa. Insya Allah akan kita beri santunan," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam dalam jumpa pers di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Sabtu (14/5) kemarin.

Tidak ada komentar: