BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 06 Mei 2011

Priyo: Kritikan untuk Komisi VIII Masuk di Akal

INILAH.Com, Jakarta - Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menilai kritikan masyarakat terkait kunjungan kerja anggota Komisi VIII DPR ke Australia masuk di akal dan bisa diterima.
“Kami mendengarkan dengan baik, kritikan masyarakat luas yang ditujukan ke DPR. Kami lihat beberapa kritikan tersebut masuk akal dan bisa kami terima,” ujar Priyo usai menghadiri acara ‘Dialektika Demokrasi’ di gedung DPR Jakarta, Kamis (5/5).
Hal itu ia sampaikan menanggapi kritikan masyarakat mengenai kunjungan kerja DPR ke sejumlah negara, terutama oleh Komisi VIII ke Australia. Kunjungan ke Australia itu dinilai tidak efektif karena hanya mendengarkan ceramah dari dua orang pejabat Australia. Itupun tidak dilakukan di lokasi tujuan studi banding, melainkan hanya di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra.
Untuk ke depan, Priyo berjanji akan mengupayakan pengurangan anggaran DPR untuk kunjungan ke luar negeri hingga 40%. Namun, hal itu juga harus dilakukan oleh pemerintah.
“Hal-hal yang bersifat mendesak dan nilainya tinggi itulah yang kita dorong untuk kunjungan ke luar negeri.Misalnya, uandangan dari pimpinan negara sahabat dan undangan lembaga-lembaga internasional, pertemuan ASEAN Pasifik,” ujar Priyo.
Dalam kunjungan ke Australia itu, anggota Komisi VIII juga dikritik bahkan menjadi bahan tertawaan karena Komisi VIII ternyata tidak memiliki atau tidak tahu alamat email resmi. Mereka hanya menyebutkan alamat email berbasis web yang gratis dan mudah diperoleh, namun keamanannya tidak terjamin. Yakni, email gratis yang disediakan oleh portal yahoo.com.
Itupun setelah dicek tidak ada alamat sebagaimana disebutkan. Satu alamat, yakni komisi8@yahoo.com sebagaimana disebutkan salah satu anggota Komisi VIII ternyata juga bukan milik Komisi VII DPR. Bahkan pemilik akun tersebut mengeluh karena kebanjiran email. Sang pemilik akun kemudian membalas setiap email itu dan menyatakan bahwa emailitu bukan milik Komisi VIII DPR.
Menurut Priyo hal itu tidak penting dan bukan substansi masalah. Sebab, bisa saja anggota DPR yang ke Australia itu lupa alamat email komisinya. Priyo sendiri mengaku tidak hafal alamat emailnya.
“Saya sendiri juga tidak hafal email, dan berapa nomor fax Sekjen,” ujar Priyo kepada wartawan usai diskusi ‘Dialektika Demokrasi’ di gedung DPR Jakarta, Kamis (5/5). [tjs]

Tidak ada komentar: