BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 19 Mei 2011

Tersandung Kasus Skandal Seks, Strauss-Kahn Mundur dari IMF

Nurul Qomariyah - detikFinance

Washington - Dominique Strauss-Kahn akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Managing Director International Monetary Fund (IMF) setelah terkena kasus pelecehan seksual dan percobaan perkosaan atas seorang pelayan hotel wanita di Sofitel New York.

Namun Strauss-Kahn yang sudah menjabat sebagai Direktur Pelaksana IMF sejak 2007 itu tetap menegaskan dirinya tidak bersalah atas kasus kekerasan seksual tersebut.

"Dengan kesedihan yang mendalam, saya merasa terpaksa untuk menyampaikan kepada Dewan Eksekutif pengunduran diri saya dari posisi Direktur Pelaksana IMF," ujar Strauss-Kahn dalam pernyataannya seperti dikutip dari AFP, Kamis (19/5/2011).

"Saya ingin mengatakan, saya membantah semua tudingan yang dibuat untuk melawan saya," tambahnya.

Seperti diketahui, Strauss-Kahn yang telah menjabat sebagai Direktur IMF sejak 2007 pada Minggu, 15 Mei lalu dicokok polisi AS ketika berada di bandara John F. Kennedy sesaat sebelum bertolak ke Prancis. Strauss-Kahn ditangkap setelah ada laporan serangan seksual kepada seorang pelayan wanita, Sofitel New York berusia 32 tahun. Strauss-Kahn berada di kamar hotel bertarif US$ 3.000 per malam itu untuk urusan bisnis.

Menurut kepolisian, Strauss-Kahn melakukan penyerangan secara seksual dan percobaan perkosaan terhadap pelayan wanita itu pada siang hari. Strauss-Kahn kini meringkuk di penjara Rikers Island, setelah pembayaran jaminannya ditolak. Pengacara Strauss-Kahn membantah tudingan tersebut, dengan mengatakan Strauss-Kahn sudah check-out dari hotel ketika serangan seksual atas pelayan itu terjadi.

Kasus yang menimpa Strauss-Kahn tersebut sempat membuat pasar finansial goyah karena khawatir krisis yang terjadi di IMF itu bisa mempengaruhi proses penanganan utang di Uni Eropa. Seperti diketahui, IMF telah berperan aktif dalam penanganan utang di 3 negara Eropa yakni Yunani, Irlandia dan Portugal. Pada Senin, 16 Mei setelah kasus tersebut mencuat, nilai tukar euro sempat merosot dan berimbas pula pada turunnya harga minyak mentah dunia.
(qom/dnl)  

Tidak ada komentar: