VIVAnews - Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq meminta
semua pihak untuk menahan diri terkait polemik pemberian gelar Doktor
Honoris Causa Bidang Kemanusiaan dan Ilmu Pengetahuan Teknologi kepada
Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdul Azis.
Menurut politisi PKS
ini, pemberian gelar itu tidak perlu dikaitkan dengan persoalan internal
kepemimpinan UI. DPR pun tidak perlu turut campur.
"Saya tidak
sependapat jika pemberian gelar itu dikaitkan dengan persoalan internal
kepemimpinan di UI," kata Mahfudz ketika dihubungi VIVAnews, Senin, 5 September 2011.
Mahfudz
mengatakan gelar itu diberikan atas inisiatif UI, tanpa diminta Raja
Abdullah. "Jadi, kalau UI punya persoalan internal ya diselesaikan
secara internal, jangan masuk ke wilayah yang bisa berimbas buruk bagi
hubungan dua negara," kata dia. "Apa urusan hubungan bilateral dua
negara mau dipertaruhkan untuk urusan internal sebuah universitas?"
Menurut Mahfudz, perguruan tinggi mestinya bersikap independen. "Unsur-unsur di UI jangan membawa-bawa DPR. Perguruan tinggi kan center of excellence dan harus mampu menunjukkan cara berdemokrasi dan manajemen konflik yang baik," ujar alumni FISIP UI itu.
Sebelumnya,
Ketua komisi X DPR dari Fraksi Partai Golkar Mahyudin mengatakan
pihaknya akan meminta penjelasan kepada UI soal kontroversi pemberian
gelar tersebut. "Saya belum bisa berkomentar. Kami akan mengadakan
dengar pendapat bersama Rektor UI soal ini. Kami akan dengarkan
penjelasannya. Kami akan lihat dari sisi prosedur pemberian gelarnya,
tak sampai ke soal politiknya," ujar Mahyudin. (kd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar