VIVAnews – Partai Nasional Demokrat akan mengeluarkan
keputusan resmi untuk mengajak Surya Paloh bergabung dengan mereka.
Partai Nasdem juga menyatakan niat untuk mengusung Paloh sebagai calon
presiden pada Pemilu 2014 mendatang. Langkah ini mereka ambil menyusul
pengunduran diri Paloh secara resmi dari Partai Golkar.
Lantas
bagaimana prospek Paloh sebagai Capres 2014? Paloh bukan nama baru dalam
dunia politik. Ia lama malang-melintang berkiprah di Partai Golkar.
“Sosok Surya Paloh sebetulnya sudah ada lama di percaturan politik tanah
air. Tapi dia belum punya investasi politik untuk menjadi capres. Ia
lebih dikenal sebagai tokoh yang berada di belakang layar,” kata
pengamat politik Charta Politika, Yunarto Wijaya.
Yunarto
menyatakan, sandungan lain bagi Paloh untuk maju sebagai capres dari
Partai Nasdem pada Pemilu 2014 adalah kentalnya nuansa Golkar dalam diri
pria kelahiran Aceh itu. Maklum, Paloh mulai aktif di Golkar sejak
tahun 70-an. “Ada proses panjang yang harus dia lalui untuk lepas dari
branding dan bayang-bayang mesin politik Golkar,” ujar lulusan FISIP
Universitas Parahyangan itu.
Terlebih, lanjutnya, masa depan
Partai Nasdem masih harus melewati ujian ambang parlemen. “Kalau Nasdem
tidak bisa besar dan gagal lolos ambang parlemen, maka sulit bagi Paloh
untuk maju menjadi capres, karena ia tidak punya mesin politik handal,”
terang Yunarto.
Oleh karena itu, menurutnya, sebelum maju menjadi
capres, Paloh mempunyai tugas dan tantangan besar, yaitu membesarkan
Partai Nasdem. “Sama halnya dengan kasus Sri Mulyani yang diusung Partai
SRI. Ia akan sulit menjadi capres apabila tidak didukung mesin politik
yang kuat,” kata Yunarto.
“Jadi, tunjukkan bahwa Partai Nasdem
bukan partai pinggiran, bukan partai kecil yang hanya akan menjadi
penonton pada tahun 2014,” tegas Yunarto. Ia berpendapat, Paloh memang
mundur dari Golkar untuk membesarkan Partai Nasdem.
“Dengan
demokrasi kultus yang masih kuat melekat pada perilaku pemilih di
Indonesia, Partai Nasdem memang butuh tokoh kuat untuk mem-boosting
suara mereka. Nasdem akan lebih kuat dengan ketokohan yang jelas,” papar
Yunarto.
Demokrasi kultus itu pula, lanjutnya, yang akan menjadi
batu sandungan selanjutnya bagi Paloh. “Surya Paloh tidak punya
investasi politik sama sekali. Berbeda misalnya dengan Jusuf Kalla,
Prabowo, dan Wiranto, yang sebelum pernah maju sebagai capres. Atau
dengan Megawati yang memiliki ikatan darah dengan Presiden RI terdahulu,
Soekarno,” kata Yunarto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar