BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Rabu, 17 April 2013

3 Perintah SBY kepada Mendikbud soal amburadulnya UN

Reporter : Muhammad Mirza Harera (Merdeka.com)

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) gerah dengan pelaksanaan ujian nasional (UN) yang amburadul. Di antaranya penundaan UN di 11 provinsi, soal tertukar hingga naskah yang kurang hingga terpaksa si foto kopi.

Terkait permasalahan itu, SBY memberikan tiga perintah yang ditujukan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, TNI dan Polri. Sehingga, ujian dapat segera berlangsung pada Kamis (18/4) mendatang.

SBY meminta kepada Mendikbud Muhammad Nuh untuk membentuk tim investigasi. Tim tersebut ditugaskan agar kesalahan-kesalahan yang terjadi selama tahapan jelang pelaksanaan UN dapat segera ditemukan.

"Investigasi meliputi baik dari investigasi proses lelang, pengadaan dan investigasi dari sisi kepanitiaan dan juga investigasi dari sisi percetakan," ungkap Nuh di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (16/4).

SBY juga memerintahkan kepada seluruh TNI dan Polri untuk membantu proses pendistribusian naskah soal ke sejumlah daerah. Bahkan, mengerahkan seluruh armada yang dimilikinya agar pengiriman berjalan dengan baik.

"Presiden memastikan naskah untuk Kamis bisa sampai di sekolah-sekolah, oleh karena itu presiden memerintahkan TNI/Polri bekerja sama agar naskah bisa terkirim sampai di tingkat kabupaten dan sampai ke sekolah-sekolah," tandasnya.

Namun, yang terpenting adalah memastikan agar pelaksanaan UN tingkat SMP pada Senin (22/4) mendatang dapat berjalan dengan baik. Dia pun memastikan UN tersebut dapat berjalan secara serentak sesuai rencana.

"Untuk ujian SMP yang dilaksanakan tanggal 22 tidak ada pengunduran. Insya Allah SMP akan tepat waktu. Tidak dilihat dari wilayah timur atau barat, yang jelas bisa serentak," lanjutnya.

Nuh menambahkan, dirinya berterima kasih kepada aparat keamanan, yakni TNI dan Polri yang telah memberikan bantuan pengiriman naskah UN ke sejumlah daerah. "Kami mengapresiasi kepada TNI/Polri yang bersedia membantu, yang menyiapkan satu pesawat Fokker, satu Boeing 737, dan juga diperlukan akan dikirim pesawat lain," pungkasnya.
[tyo]

Tidak ada komentar: