BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Senin, 01 April 2013

Soal Tulisan di Facebook Terkait Insiden LP Sleman, Ini Kata Panglima TNI

Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono sudah mendengar soal tulisan seseorang bernama Idjon Djanbi di facebook terkait penyerangan LP Sleman. Orang yang mengaku-ngaku Idjon dalam tulisannya mengurai secara detil soal penyerangan itu. Apa kata Agus soal tulisan itu?

"Tentunya yang tahu yang menulis," jelas Agus di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (1/4/2013).

Agus menilai tulisan itu pun akan menjadi salah satu bahan untuk tim investigasi. "Itu tentu jd bahan tersendiri untuk evaluasi," jelasnya.

Memang seperti apa tulisan di Facebook itu? Tulisan itu ramai diperbincangkan sejak Jumat (29/3). Judulnya 'PELAKU PENYERANGAN LP SLEMAN ADALAH APARAT KEPOLISIAN', sang penulis Idjon Djanbi. Pihak Polri dan Komnas HAM sudah membantah tulisan Idjon.

Tidak diketahui siapa penulis itu. Idjon baru aktif membuka akun itu sejak 29 Maret 2013. Tulisan itu memang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Selain sang penulis tak jelas, isinya juga menyudutkan sejumlah lembaga dan pihak terkait.

Idjon dalam tulisan kronologi versi dia, menguraikan sosok 4 tersangka Yohanis Juan Manbait alias Juan, Benyamin Sahetapy alias Decky, Adrianus Chandra Galaja alias Dedy, dan Yermiyanto Rohi Riwu alias Adi, yang ditembak mati kelompok bersenjata di LP Sleman.

Dalam tulisan itu disebutkan kiprah 4 orang itu di sebuah ormas yang aktif di Yogya. Disebut juga catatan kriminal yang pernah dilakukan para tersangka kasus pembunuhan Serka Santoso di Hugos Cafe pada pertengahan Maret lalu.

Di akun facebook itu juga dipaparkan lewat foto korban Serka Santoso yang mengalami luka benda tumpul di bagian kepala, luka tusukan, dan bacokan benda tajam 23 cm di dada sebelah kiri dan 6 rusuk patah.

Tulisan itu juga dengan panjang lebar mengurai detik-detik insiden keributan di Hugos Cafe, ada juga disebutkan pihak-pihak terkait yang di luar 4 nama itu yang ikut terlibat.

Idjon juga mengurai dan mempertanyakan proses pemindahan tahanan dari Polda DIY ke LP Sleman. Sejumlah hal lain juga disinggungnya antara lain keanehan, bagaimana kelompok bersenjata itu begitu menguasai medan LP Sleman, tahu ruang CCTV dan sistem penguncian. Idjon menduga ada pihak lain yang terlibat dan sengaja untuk menyudutkan pihak tertentu.

Namun anehnya, Idjon menyebut adanya keterangan soal jenis peluru 9 mm. Padahal selama ini polisi selalu menyebut jenis peluru 7,62 mm. Idjon juga menulis korban tewas di LP Sleman mengalami luka penganiayaan. Data resmi Komnas HAM dan kepolisian korban langsung dieksekusi.

Anggota Komisi III Ahmad Yani juga disinggung di tulisan itu. Yani dianggap menyudutkan TNI dalam pernyataannya di media.

Kemudian, Idjon mengurai soal persenjataan yang diduga digunakan penyerang dan juga rompi yang dipakai amat jauh dari yang dipakai Kopassus. Bahkan Idjon menyinggung korps pasukan lain yang memakai jenis senjata itu.

Juga, ada keterangan yang tak tentu benar, soal persaingan bisnis narkoba di Yogya. Dia juga menyebut persaingan jenderal kepolisian dalam insiden ini. Sekali lagi sosok Idjon ini tak jelas siapa, bisa saja dia mengaku-ngaku membela instasi tertentu.

Tidak ada komentar: