TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hanya dalam hitungan bulan setelah terpilih menjadi ketua Mahkamah Konstitusi (MK) koleksi mobil mewah Akil Mochtar sudah bertambah dua.
Hal
tersebut membuat ajudannya Sugianto merasa ngeri dan hal tersebut yang
menjadi satu alasan perwira pertama polisi berpangkat AKP tersebut ingin
kembali bertugas di satuannya sebagai polisi lalu lintas di Polda Metro
Jaya.
"Saya ngeri," ujarnya di gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Selasa(8/10/2013).
Sugianto
ditugaskan menjadi ajudan di MK sejak akhir tahun 2010 sebagai ajudan
Mahfud MD, kemudian pada tahun 2011 akhir dirinya menjadi ajudan Akil Mochtar hingga saat ini. Penugasan yang cukup lama tersebut bukan berarti dia merasa betah tetapi merupakan bagian dari tugasnya.
"Pada dasarnya dalam tugas saya tidak pilih-pilih tugas dimana saja pasti lama, saya di Pusdiklantas saja tiga tahun," katanya.
Terlalu
lama menjadi ajudan di MK anggota Polri tersebut mulai merasa jenuh dan
sudah mengajukan mutasi kepada satuannya di Polda Metro Jaya pada 11
September 2013.
"Terakhir kami ajukan kembali 11 September, kami datang ke Polda menghadap Kabag Renmin," ujarnya.
Alasannya ingin pindah tugas, dirinya mulai merasa jenuh dengan rutinitas sebagai ajudan di MK.
"Saya sudah jemu di MK, tugas saya begitu-begitu saja," ujarnya.
Tidak menyangka peristiwa penangkapan Akil Mochtar
pun terjadi pada 4 Oktober 2013 yang dilakukan KPK. Ia pun menjadi
merasa serba salah karena keinginannya untuk kembali ke kesatuannya
menjadi waktu yang tidak tepat. Ia takut ada anggapan bahwa
kemundurannya dikaitkan dengan kasus yang melilit Akil Mochtar.
Selama
mendampingi Akil dirinya lebih santai, apa lagi setelah masuknya Ipda
Kasno sebagai Ajudan. Sehingga dirinya diberikan kebebasan oleh Akil
terlebih mengurus keluarganya yang sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar