BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 11 November 2014

Diplomasi Blak-blakan Joko Widodo yang Bikin Pemimpin Dunia Kaget

Rachmadin Ismail - detikNews

Beijing, - Presiden Joko Widodo tak mau banyak berbasa-basi saat bertemu lima pemimpin negara sepanjang dua hari kemarin. Meski baru tiga pekan jadi presiden, dia enggan larut dalam suasana perkenalan. Yang diucapkannya langsung ke inti masalah.

Lima pemimpin negara yang sudah ditemui presiden ketujuh Indonesia itu adalah: Presiden Tiongkok Xi Jinping-PM Tiongkok Li Keqiang, Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Vietnam Truong Tan Sang, dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Kelimanya langsung 'ditembak' Jokowi dengan urusan investasi.

"Kita mengajak mereka untuk investasi, terutama di bidang infrastruktur. Itu yang terus akan kita kejar di tingkat menteri yang membahas teknisnya. Tapi paling tidak, terutama dengan presiden RRT, Jepang, Korea, Putin, kita akan dorong agar pembangunan infrastruktur kita bisa lebih dipercepat karena itulah yang akan menggerakkan ekonomi, terutama pelabuhan, rel kereta api untuk distribusi logistik, pembangkit listrik. Ini kunci," kata Jokowi.

Hal tersebut dia sampaikan saat diwawancarai wartawan di Hotel Kempinski, Senin tengah malam (10/11/2014).

"Kalau ini bisa dibuka dan bisa segera dilakukan secara paralel antara infrastuktur ini dengan industri, ini akan menggerakkan ekonomi. Saya kira di sini saya tanyakan kuncinya bisa melompat, saya kira di sini," sambungnya.

Dari pembicaraan singkat dengan para pimpina negara, Jokowi selalu meminta hal konkret diwujudkan setelahnya. Bahkan ketika bertemu presiden Jinping, Jokowi mengutarakan kata konkret hampir berkali-kali.

"Dari Tiongkok akan konkret, dari Jepang konkret, yang ekspansi Korea konkret, Rusia akan konkret. AS memang isunya berbeda. Saya kira kepentingan tiap negara beda. Tadi sampaikan akan mendorong," tegasnya.

Kenapa Jokowi langsung ke inti masalah, padahal baru saja menjabat? Bagi Jokowi, urusan infrastruktur harus berlomba dengan waktu. Sebab bila terlalu lama ditunda, harga akan semakin mahal. Nilai manfaatnya pun bisa hilang.

Lalu, bagaimana dengan persiapan Indonesia menghadapi pasar bebas?

"Kita harus berkalkulasi dulu produk-produk kita. Apa yang menguntungkan kita, jangan kita ditarik untuk kepentingan mereka. Lebih bagus tarung kalau seperti itu. Karena banyak produk kita yang tidak masuk ke pasar mereka yang padahal ditanam rakyat. Itu banyak sekali, rotan, kelapa sawit yang nggak semua pengusaha besar karena 40 persen rakyat, perikanan. Hal seperti itu harus berani kita meminta membuka, jangan kita diminta membuka dan orang lain membanjiri negeri kita," paparnya penuh semangat.

Hal-hal di atas, kata Jokowi, sudah disampaikan pada semua pimpinan negara. Dia mengatakannya dengan tegas dan blak-blakan. Bahkan sampai ada yang terkaget-kaget.

"Selalu saya sampaikan, termasuk dengan Obama. Saya kan blak-blakan sampai mereka kaget. Saya mintanya kan to the poin nggak belok-belok," tegasnya.

Tidak ada komentar: