Oleh :
Suryanta Bakti Susila, Erick Tanjung
VIVAnews - Pencarian dan
evakuasi korban beserta pesawat AirAsia QZ 8501 di perairan Selat
Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, telah lewat dari sepekan.
Tim
SAR bakal menghadapi kendala baru untuk melakukan pencarian jenazah
korban yang tenggelam bersama kapal di dasar laut. Menurut ahli
forensik, jenazah yang lebih dari sepekan berada di laut sulit
mengapung.
Hal itu disampaikan Ahli forensik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Oktavinda, di Jakarta, Senin 5 Januari 2015.
"Karena gas di dalam tubuh telah habis," ujar Oktavinda saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Jenazah
yang diketemukan lewat dari seminggu juga bakal menyulitkan tim DVI.
Sebab tubuh korban diperkirakan akan rusak karena terlalu lama berada di
dalam air laut, seperti kulitnya terkelupas, jaringan-jaringan dan
ototnya juga akan putus.
"Ciri-ciri fisik juga akan hilang,
misalkan ada ciri lahir itu akan hilang. Seperti tahi lalat, nah itu
tidak ada lagi," ujarnya.
Oktavinda menyarankan agar tim SAR
gabungan dalam mengevakuasi jenazah yang sudah lewat dari delapan hari,
harus dibekali dengan peralatan khusus seperti alat pelindung diri
(APD). Sebab jasad mengandung banyak bakteri dan mudah menjadi penyakit.
"Jenazah korban berpotensi menular (penyakit), karena jenazah akan membawa kuman," terangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar