BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 17 April 2015

Primus Lontarkan Kalimat Pedas, Rapat dengan Pertamina Panas

Jpnn
JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR Primus Yustisio mengeluarkan kata-kata "memancung" saat rapat komisi tersebut dengan jajaran direksi PT Pertamina yang dipimpin oleh Dwi Soetjipto.
Pernyataan itu dilontarkan Primus sebagai reaksinya yang kesal melihat kinerja direksi Pertamina, yang dinilainya tidak mampu berbuat banyak untuk menstabilkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Terlebih, di tengah harga minyak dunia yang mengalami penurunan, Pertamina malah menaikan harga minyak BBM dengan harga tinggi. Seharusnya kata Primus, Pertamina bisa memberi saran kepada pemerintah dalam menentukan harga BBM. Tindakan Pertamina tersebut menurutnya, telah mendzolimi dan melukai masyarakat.
"Anda (Direksi Pertamina, red) telah menzolimi masyarakat. Kalian kan juga bagian dari pemerintahan," ujar Primus saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Pertamina di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (14/4).
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini lantas mencontoh negara Tiongkok, dimana jika bagian pemerintah merugikan masyarakat maka akan dikenai hukuman pancung. "Kalau di Tiongkok hukumannya itu pancung," jelasnya.
Menanggapi pernyataan Primus, Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto langsung meminta klarifikasi terkait hukum pancung yang ia maksud.
Dia meminta kejelasan mengenai apa yang dipancung dan siapa yang akan dipancung terkait penentuan harga BBM kepada masyarakat.
Mantan dirut PT Semen Indonesia ini menjelaskan dalam menentukan harga BBM, pemerintah sudah mempertimbangkan daya beli masyarakat. Hal itulah yang membuat perseroan mengalami kerugian sampai saat ini.
"Mohon klarifikasinya, apa yang dipancung dan siapa yang akan dipancung? Karena setiap keputusan selalu mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan itulah yang buat kami dalam dua bulan pertama ini rugi," tandasnya. (chi/jpnn)

Tidak ada komentar: