BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 08 April 2016

Cerita Ahok Bawa Sunny Ketemu Megawati dan Jokowi

TEMPO.COJakarta - Basuki Tjahaja Purnama akhirnya menjelaskan posisi Sunny Tanuwidjaja, mahasiswa S-3 yang sedang menyusun disertasi doktoral tentang gaya politik dan pemerintahannya. Gubernur DKI pengganti Joko Widodo—yang kini menjadi presiden—itu mengaku kenal Sunny sejak 2009, ketika diminta menjadi pembicara dalam acara Labour Day di Amerika Serikat.

"Kami ketemu lagi tahun 2010, dan sejak itu seperti teman saya," kata Ahok di Balai Kota, Kamis, 7 April 2016. "Saya tak pernah membayar atau memberikan gaji kepada dia.".


Pada 2012, menurut Ahok, Sunny terlibat membantunya berduet dengan Jokowi dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Saat itu, Sunny—yang ditunjuk membantu Ahok—mengatur jadwal kampanye. "Dia ikut saya ke kampung-kampung buat sosialisasi," ujar Ahok.

Sunny juga ikut bergabung dalam lembaga kajian dan riset opini publik bernama Center for Democracy and Transparency (CDT) yang didirikan Ahok. Namun dia keluar setelah mulai menyusun disertasi untuk gelar doktornya.

"Sunny ikut lembaga itu karena katanya ingin tahu gaya kepemimpinan saya. Makanya, saya pernah ajak dia ketemu Ibu Megawati, Pak Jokowi, Pak Surya Paloh, dan lain-lain. Dia cuma mau tahu saja," tutur Ahok.

Ahok menuturkan ia pernah mengajak Sunny bertemu Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Pun Presiden Jokowi. Juga Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.

Pertemuan dengan Megawati terjadi awal Maret lalu, sebelum Ahok memutuskan mendeklarasikan dirinya maju bersama Teman Ahok. Saat bertemu Megawati, kata Ahok, Sunny sempat ingin ikut dilibatkan saat Mega hendak mengajaknya berbincang-bincang secara tatap muka. Namun, menurut Ahok, Mega tidak mengizinkan.

"Sunny di luar. Bu Mega mikir Sunny yang memprovokasi saya untuk eksperimen. Saya suka cerita bercanda ke si Sunny, 'gue nih kelinci percobaan lu ya?'," ucap Ahok.

Nama Sunny mencuat setelah mantan Wakil Gubernur DKI Prijanto menyebut nama ini dalam sebuah talkshow di sebuah televisi nasional. Prijanto mengaku bertemu Sunny dan Ahok dalam sebuah kesempatan untuk membahas masalah yang berkaitan dengan sebuah taman di Jakarta.
 
Belakangan, nama Sunny muncul setelah pengacara Sanusi, Krisna Murti, menyebut nama staf khusus Ahok ini dalam kasus suap proyek reklamasi Teluk Jakarta. Kamis kemarin, Sunny dicegah ke luar negeri oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Selain Sunny, KPK juga mencegah Richard Halim, Direktur Agung Sedayu Group, ke luar negeri. Pencegahan ini berhubungan dengan penyidikan KPK mengenai kasus dugaan suap anggota DPRD DKI Jakarta terkait dengan pembahasan revisi peraturan daerah tentang reklamasi.

"Kemungkinan besar keterangan keduanya dapat memperdalam penyidikan KPK," ujar Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha di gedung KPK, Jakarta, Kamis sore.

Permohonan pencegahan tersebut disampaikan kepada Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Rabu, 6 April 2016, dan berlaku selama enam bulan ke depan.

WDA | INGE K. | ANTARA

Tidak ada komentar: