Andri Haryanto - detikNews
Jakarta
Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Jokowi-Ahok,
diharapkan membawa perubahan dalam pembangunan Jakarta. Bukan hanya
permasalahan teknis saja yang akan dihadapi pasangan tersbeut dalam
membenahi window display Indonesia. Permasalahan non teknis pun mau
tidak mau harus dihadapi keduanya. Apakah itu?
"Pelayanan non
teknis ini bukan terkait drainase misalnya, yang dapat menanggulangi
banjir, tapi lebih kepada disiplin dan perilaku masyarakat," kata
Planolog ITB, Dr Denny Zulkaidi, saat berbincang dengan detikcom, Selasa
(23/10/2012) malam.
Deny mengambil contoh perilaku masyarakat
yang hidup di bantaran kali yang lebih memilih membuang sampah ke kali
daripada membuang sampah di tempatnya. Perilaku tersebut yang dapat
berakibat banjir di Ibu kota.
"Tapi tidak bisa semena-mena
menerapkan larangan dan sanksi. Harus dibangun dari pendidikan dulu,
membangun kesadaran. Kalau belum cukup harus represif menerapkan
sanksi," jelasnya.
Pemerintah pun harus menyelaraskan penerapan
pendidikan akan kesadaran disiplin di masyarakat dengan cara menyediakan
tempat sampah, pemilah sampah, sampai dengan proses akhir sampah itu
diangkut.
"Tempat sampah harus jelas, di mana masyarakat harus membuang sampah, siapa memilahnya. Siapkan dulu baru melarang," katanya.
Menurut
Deny, permasalahan di Jakarta tidak akan pernah berubah dari massa ke
massa. Banjir, kemacetan, dan kawasan kumuh tetap menjadi fokus
pemerintah dalam penanganannya.
"Persolannya luas, solusinya
tidak tunggal tapi palarel dilaksanakan. Dari dulu persolan itu-itu
juga, banjir, kumuh, infrastruktur," ujar Deny.
Guna mempercepat
pembangunan Jakarta, Deny mengimbau pemerintah tidak mengenyampingkan
program pembangunan yang telah dirancang pemimpin sebelumnya. Deny
mencontohkan program transportasi massal yang dilakukan Gubernur
Sutiyoso dengan membangun Busway.
Pemimpin sebelumnya, baru
menyinggung sistem ini dua tahun sebelum massa jabatannya habis.
Sehingga program yang telah dicanangkan Sutiyoso hampir terbengkalai
tidak dilanjutkan.
"Kalau Jokowi sudah klir ingin meneruskan, silakan teruskan," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar