Bandarlampung
(ANTARA News) - Komandan Korem 043 Garuda Hitam Lampung, Kolonel Czi
Amalsyah Tarmizi SIP mengatakan bahwa perbedaan janganlah menjadi awal
atau akar perpecahan antarwarga di provinsi ini.
"Perbedaan merupakan anugerah terbesar yang ada di negeri ini,
sehingga semestinya dapat menjadi pemersatu antara masing-masing wilayah
di Indonesia," kata dia, usai meninjau pengungsi di Sekolah Polisi
Negara (SPN) di Kemiling, Bandarlampung, Selasa.
Menurut Danrem Gatam itu, pembentukan Negara Kesatuan Republik
Indonesia karena adanya perbedaan suku, bahasa, dan budaya, sehingga
sepatutnya hal itu janganlan terus dijadikan sebagai pemecah persatuan
bangsa ini.
"Saya sangat prihatin atas terjadinya peristiwa itu (bentrokan
antarwara di Lampung Selatan, Red), namun yang sudah terjadi janganlah
terlalu diratapi tetapi perlu dicarikan bagaimana cara penyelesaiannya,"
kata Amalsyah pula.
Ia mengemukakan bahwa kejadian bentrokan antarwarga di Lampung
Selatan itu bukan yang pertama kalinya, melainkan yang kedua kali,
setelah terjadi pada April 2012 lalu.
Karena itu, perlu adanya formulasi baru guna mengatasi permasalahan tersebut, ujar dia.
"Sudah saatnya kita mengedepankan musyawarah untuk mufakat, karena
dengan adanya kesepakatan bersama diharapkan dapat kembali mempersatukan
warga meskipun ada perbedaan," kata dia pula.
Dia berharap, para tetua adat dapat kembali melakukan dialog untuk
mengatasi pertikaian tersebut, sehingga tidak menimbulkan perpecahan
yang lebih besar lagi.
"Bentrokan ini semestinya tidak perlu terjadi apabila permasalahan
hukum tidak ditangani dengan hukum rakyat, tetapi diserahkan pada hukum
yang berlaku sehingga kedamamaian dan ketentraman masyarakat dapat
terjaga," kata Amalsyah.
Danrem juga berharap kepada seluruh media massa baik cetak maupun
elektronik dapat menunjang percepatan terlaksana perdamaian antara warga
di Lampung Selatan itu.
"Keberadaan media sangatlah besar pengaruhnya guna menciptakan
persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga pemberitaannya tidak terlalu
mengedepankan perbedaan yang dapat menyulut pertikaian," ujar dia lagi.
Dia juga berharap, secara umum sebaiknya media massa tidak
menampilkan gambar atau foto korban bentrokan itu, karena foto tersebut
memiliki ribuan makna sehingga dapat menyulut luka lama.
Saat ini, ujar dia, pengamanan di lokasi bentrokan telah disiagakan
sebanyak empat satuan setingkat kompi (SSK) personel TNI AD, serta empat
SSK dari TNI Angkatan Laut (marinir).
"Aparat kepolisian juga siaga guna mengantisipasi terjadi bentrok
susulan antarwarga di lokasi kejadian," kata Danrem Gatam Lampung itu
pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar