INILAH.COM, Jakarta - Anggota Komisi I DPR, Hayono Isman
menyayangkan adanya pejabat negara yang masih beranggapan bahwa upah
buruh murah adalah keunggulan Indonesia untuk mendapatkan investasi
asing. Padahal, hal itu sama dengan merendahkan martabat bangsa
"Sudah
bukan zamannya lagi seorang pejabat mengatakan, silakan investor masuk,
buruh kita murah. Ini jelas merendahkan martabat kita sebagai bangsa.
Yang betul adalah, silakan investor masuk, buruh kita ulet, terampil,
jujur, bayarlah dengan pantas. Kalau ada pejabat yang berbicara seperti
itu, saya minta mahasiswa juga harus kritislah," ujar Hayono di Gedung
DPR, Jakarta, Rabu (13/3/2013).
Menurutnya, rendahnya kualitas
tenaga kerja Indonesia banyak dipengaruhi beberapa faktor. Namun faktor
utamanya bukan berasal dari luar datang dari dalam negeri.
Hal
ini disebabkan masih banyak masalah dalam negeri yang belum optimal
dalam meningkatkan profesionalisme mereka. Diperlukan semangat gotong
royong untuk secara bersama menciptakan tenaga kerja profesional yang
siap masuk di dunia kerja dalam era global.
Lebih lanjut, Hayono
mengatakan, banyaknya TKI yang bekerjadi di luar negeri adalah salah
satu bukti pemerintah masih minim dalam meningkatkan mutu dan kualitas
sumber daya manusia.
"Kalau saya inginnya tidak ada TKI. Masalah
TKI ini dalam hal tertentu, sudah terjadi sejak ratusan tahun yang lalu,
khususnya antara Kalimantan, Sabah, dan Serawak. Ini memang sulit
dikendalikan, karena telah terjadi ratusan tahun. Tidak hanya dari
mereka ke kita, tapi juga dari kita ke mereka," paparnya.
Hayono
berharap Menteri Tenaga Kerja yang akan datang bisa lebih baik, karena
masalah TKI ini masalah lingkaran setan yang menurutnya hanya bisa
diselesaikan oleh pemerintah, sehingga warga tidak dipermainkan lagi di
luar negeri.
Menurutnya, banyaknya TKI yang tidak siap untuk
berangkat, sehingga tidak profesional dalam bekerja. Sehingga banyak TKI
yang dimanfaatkan oleh para makelar TKI, baik makelar di tanah air
maupun di negara tujuan.
Namun, di Taiwan, Hayono mengapresiasi
cara mereka menghormati pekerja Indonesia. Pemerintah Taiwan menyediakan
phoneline 24 jam bagi TKI yang punya masalah dengan majikan. "Taiwan
lebih Islami dalam menghormati pekerja kita dibandingkan dengan
negara-negara Islam," tegasnya.
Untuk itu, pemerintah juga harus
tegas, kalau ada sebuah negara yang mau disaluri TKI, negara tersebut
harus bisa membayar TKI sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh
pihak Indonesia. “Kita sebagai bangsa besar harus memiliki martabat,”
pungkasnya. [mes]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar