BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 14 Maret 2013

Jangan Jual Buruh Murah Demi Investasi Asing

INILAH.COM, Jakarta - Anggota Komisi I DPR, Hayono Isman menyayangkan adanya pejabat negara yang masih beranggapan bahwa upah buruh murah adalah keunggulan Indonesia untuk mendapatkan investasi asing. Padahal, hal itu sama dengan merendahkan martabat bangsa

"Sudah bukan zamannya lagi seorang pejabat mengatakan, silakan investor masuk, buruh kita murah. Ini jelas merendahkan martabat kita sebagai bangsa. Yang betul adalah, silakan investor masuk, buruh kita ulet, terampil, jujur, bayarlah dengan pantas. Kalau ada pejabat yang berbicara seperti itu, saya minta mahasiswa juga harus kritislah," ujar Hayono di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (13/3/2013).

Menurutnya, rendahnya kualitas tenaga kerja Indonesia banyak dipengaruhi beberapa faktor. Namun faktor utamanya bukan berasal dari luar datang dari dalam negeri.

Hal ini disebabkan masih banyak masalah dalam negeri yang belum optimal dalam meningkatkan profesionalisme mereka. Diperlukan semangat gotong royong untuk secara bersama menciptakan tenaga kerja profesional yang siap masuk di dunia kerja dalam era global.

Lebih lanjut, Hayono mengatakan, banyaknya TKI yang bekerjadi di luar negeri adalah salah satu bukti pemerintah masih minim dalam meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia.

"Kalau saya inginnya tidak ada TKI. Masalah TKI ini dalam hal tertentu, sudah terjadi sejak ratusan tahun yang lalu, khususnya antara Kalimantan, Sabah, dan Serawak. Ini memang sulit dikendalikan, karena telah terjadi ratusan tahun. Tidak hanya dari mereka ke kita, tapi juga dari kita ke mereka," paparnya.

Hayono berharap Menteri Tenaga Kerja yang akan datang bisa lebih baik, karena masalah TKI ini masalah lingkaran setan yang menurutnya hanya bisa diselesaikan oleh pemerintah, sehingga warga tidak dipermainkan lagi di luar negeri.

Menurutnya, banyaknya TKI yang tidak siap untuk berangkat, sehingga tidak profesional dalam bekerja. Sehingga banyak TKI yang dimanfaatkan oleh para makelar TKI, baik makelar di tanah air maupun di negara tujuan.

Namun, di Taiwan, Hayono mengapresiasi cara mereka menghormati pekerja Indonesia. Pemerintah Taiwan menyediakan phoneline 24 jam bagi TKI yang punya masalah dengan majikan. "Taiwan lebih Islami dalam menghormati pekerja kita dibandingkan dengan negara-negara Islam," tegasnya.

Untuk itu, pemerintah juga harus tegas, kalau ada sebuah negara yang mau disaluri TKI, negara tersebut harus bisa membayar TKI sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh pihak Indonesia. “Kita sebagai bangsa besar harus memiliki martabat,” pungkasnya. [mes]

Tidak ada komentar: