Jakarta (ANTARA News) - Survei kerja sama antara perusahaan konsultan komunikasi Maverick dan Universitas Paramadina terhadap ratusan jurnalis Indonesia menemukan bahwa sumber utama informasi adalah media online.

"Indonesian Journalist Technographics Report merupakan laporan hasil survey dan wawancara yang sudah dilakukan sejak 2011," kata Technical Advisor Maverick Ong Hock Chuan di Jakarta, Selasa.

Ong memaparkan bahwa survei tersebut dilakukan terhadap 363 jurnalis dari delapan wilayah di Indonesia untuk mengetahui pola penggunaan media sosial baik di kalangan jurnalis maupun organisasi media.

Ia juga mengemukakan bahwa survei itu menunjukkan bahwa sebanyak 54 persen jurnalis memilih media online sebagai sumber informasi, jauh mengungguli jenis-jenis media lainnya.

Setelah itu, sumber informasi lainnya yang dipilih oleh jurnalis adalah media cetak sebanyak 29 persen, sedangkan yang sangat sedikit dipilih jurnalis adalah televisi dan radio.

"Survei berkisar juga tentang pola pencarian informasi dan peranan social media dalam memengaruhi pemberitaan," kata Ong Hock Chuan.

Temuan lain dari Indonesian Journalists Technographics Report 2012/2013 menyebutkan bahwa meski social media telah menjadi salah satu sarana untuk mencari ide pemberitaan, namun kredibilitasnya masih dipertanyakan.

Ditemukan hanya 2 dari 10 jurnalis di Indonesia yang menganggap social media sebagai sumber informasi terpercaya.

Meskipun demikian, Twitter, Facebook, dan blog menjadi social media yang paling banyak digunakan oleh para jurnalis dalam mencari ide berita.

Selebriti social media ternyata juga dinilai tidak terlalu memegang perananan penting bagi para jurnalis.

"Mereka tidak mengandalkan para selebriti social media untuk mendapatkan informasi. Dalam hal ini, popularitas tidak bisa mengalahkan kredibilitas," katanya.

Selain itu ditemukan pula bahwa meski social media belum dianggap sebagai sumber informasi yang kredibel, namun para jurnalis berpendapat bahwa mereka memantau social media untuk mengetahui opini publik dan juga memantau tren terkini.

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa social media telah menjadi perpanjangan indera bagi jurnalis dalam memonitor isu, mengidentifikasi opini, dan mendiskusikan isu. Dengan kata lain, social media telah menjadi pembuluh darah yang semakin meningkatkan vitalitas peran jurnalis di era demokrasi," kata Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan.