BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Rabu, 08 Mei 2013

PDB Lemas, Ini Penyebabnya!

INILAH.COM, Jakarta – Pertumbuhan ekonomi tiga bulan pertama 2013 hanya 6,02%. Secara kuartalan, PDB kali ini bisa dikatakan lemas. Betapa tidak, ini adalah pertumbuhan ekonomi kuartalan terlemah sejak September 2010.
Perekonomian nasional yang diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB) riil tumbuh 6,02% memang di bawah konsensus perkiraan kalangan ekonom, dan terendah sejak September 2010.
Penyebabnya adalah melemahnya permintaan domestik, yang merupakan penggerak utama ekonomi nasional dan pertumbuhan investasi.
Konsumsi publik atau nonpemerintah, melemah tajam akibat tekanan inflasi, namun tidak persisten. Jika pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi, konsumsi bisa melemah sampai dua kuartal.
Akan tetapi, hal yang patut dicatat adalah meningkatnya pembelanjaan yang terkait dengan persiapan pemilihan umum. Tekanan konsumsi domestik juga bisa terbatas dengan membaiknya pasar kerja. Itu terefleksi dari menurunnya tingkat pengangguran terbuka ke posisi di bawah 6%, yakni 5,92% posisi saat ini.
“Sedikit menggembirakan, konsumsi pemerintah tercatat sedikit membaik dari perkiraan kami. Tampakya akibat tingginya belanja yang terkait dengan pemilihan umum di daerah, meskipun penyerapan anggaran rendah terkait dengan persoalan administratif,” ujar ekonom Bank Danamon, Dian Ayu Yustina.
Pertumbuhan investasi tetap melemah walaupun data investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) meningkat dalam kuartal pertama. Rendahnya realisasi investasi ditunjukkan dari melemahnya pertumbuhan sektor konstruksi yang hanya 7,19% secara tahunan ketimbang 7,8% pada kuartal sebelumnya.
Kinerja ini diperburuk pertumbuhan negatif impor mesin-mesin (-0,07% tahunan). Indikasi sebelumnya telah ditunjukkan pula dari melambatnya penjualan semen dan penurunan impor barang-barang modal.
Ekspor neto yang membaik memang di luar perkiraan, tumbuh 17% secara tahunan, umumnya didorong penurunan tajam impor. Anjloknya harga komoditas secara global sebenarnya menekan ekspor. Namun, impor juga merosot drastis akibat konsumsi dan aktivitas ekonomi yang melambat.
Pada sisi lain, tidak ada perubahan signifikan pertumbuhan struktur industri. Yang umumnya digerakkan sektor tersier yang selama ini berkontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi.
Kinerja sektor transportasi dan komunikasi tetap baik, tumbuh secara tahunan10%, diikuti sektor finansial. Sektor pertanian membaik secara signifikan seiring datangnya musim panen.
Meski demikian, sektor pertambangan masih tetap tertekan bersamaan dengan belum munculnya tanda-tanda pemulihan harga komoditas. Sektor manufaktur non-migas pun melambat , khususnya makanan dan tekstil.
Itulah berbagai alasan, mengapa kinerja pertumbuhan PDB triwulan pertama tahun ini berkinerja buruk. Ada yang bisa diatasi oleh pemerintah, pengusaha, namun ada yang hanya bergantung pada nasib baik, yakni adanya perbaikan ekonomi dan bisnis di luar sana.[dis]

Tidak ada komentar: