BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Sabtu, 04 Mei 2013

Pemerintah Segera Panggil Dubes Inggris

INILAH.COM, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri akan memanggil Duta Besar Inggris untuk Indonesia, guna meminta penjelasan dan klarifikasi atas informasi dibukanya kantor Organisasi Papua Merdeka di Oxford, Inggris.

"Kami akan meminta penjelasan dan klarifikasi atas informasi di media massa bahwa ada pembukaan kantor perwakilan Papua Merdeka di Oxford, Inggris, beberapa waktu lalu yang juga dihadiri oleh Walikota Oxford, Moh Niaz Abbasi, anggota Parlemen Inggris, dan Andrew Smith mp," ujar Juru bicara Presiden Julian Aldrin Pasha, Sabtu (4/5/2013).

Julian melanjutkan, sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Inggris. Ia menilai, hal tersebut dilakukan tanpa dukungan resmi pemerintah dan parlemen Inggris. "Pada intinya yang dipahami adalah pemerintah Inggris maupun oposisi di Parlemen Inggris tidak mendukung hal (gerakan separatis-red) tersebut," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Papua Merdeka membuka kantor perwakilan resmi mereka di Oxford, Inggris. Pembukaan kantor itu direstui langsung oleh Walikota Oxford, Mohammed Abbasi dan anggota parlemen Andrew Smith serta mantan walikota Oxford, Elise Benjamin.

Keberpihakan Smith tersebut merupakan yang kesekian kalinya ditunjukkan kepada publik terhadap Papua Merdeka. Smith adalah pendiri sekaligus ketua forum Anggota Parlemen Internasional untuk Papua Barat (IPWP).

Kantor di Oxford tersebut, sebagaimana dirilis freewestpapua.org, diresmikan pada 28 April 2013 lalu. Disebutkan, keberadaan kantor itu akan semakin memperkuat upaya kampanye kemerdekaan Papua.

Sebab, dengan adanya kantor berarti akan bertambah pula staf yang bekerja di sana. Dari kantor inilah, mereka akan mengkoordinasikan gerakan dengan kantor pusat mereka di Port Moresby, Papua Nugini.

Dalam peresmian tersebut, Andrew Smith menyatakan komitmennya untuk mendukung gerakan Papua Merdeka. Walikota Oxford juga menyatakan hal serupa saat menggunting pita. Peresmian juga dihadiri oleh perwakilan dari Papua, Jennifer Robinson and Charles Foster dari International Lawyers for West Papua (ILWP), mahasiswa Oxford University, serta pendukung Papua Merdeka yang ada di Inggris dan Belanda. [bay]

Tidak ada komentar: