Pewarta: Munawar Mandailing
Medan (ANTARA News)
- Masyarakat perlu dilibatkan dalam menangani aksi-aksi teroris yang
selama ini sangat meresahkan dan juga dapat mengancam keamanan suatu
negara.
"Kegiatan teroris yang merugikan itu harus secepatnya
ditanggulangi secara bersama-sama oleh aparat keamanan terkait dan juga
dibantu oleh masyarakat," kata Deputi Kerja sama Internasional Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Harry Purwanto dalam temu pers
di Medan, Sabtu.
Hal tersebut ditegaskannya usai menyampaikan "The Counter-Terrorism Task Force (CTF)" dalam pertemuan pejabat senior APEC Senior Officials Meeting and Related Meetings III di Medan.
Purwanto mengatakan, pengikutsertaan unsur masyarakat tersebut
dinilai lebih efektif dalam pemberantasan teroris, karena mereka selama
ini mengetahui kondisi orang-orang yang mencurigakan di suatu daerah.
Sebab, selama ini masyarakat juga telah banyak berperan dalam
mengantisipasi kegiatan teroris tersebut, dengan melaporkan pada aparat
keamanan.
"Jadi, masyarakat memiliki kepedulian yang cukup tinggi dalam
mencegah atau `mengkonter` aksi teroris yang sangat berbahaya itu," ucap
dia.
Dia juga menyebutkan, upaya penanganan teroris tersebut tidak
hanya melibatkan Densus-88 maupun petugas BNPT, tetapi juga masyarakat.
Masyarakat dianggap lebih cepat mengetahui upaya-upaya, gejala,
gerakan, operasi yang akan dilakukan teroris tersebut di suatu daerah.
"Penangkapan teroris yang selama ini dilakukan petugas di Bandung
dan daerah lainnya juga berdasarkan informasi masyarakat kepada pihak
berwajib," ujarnya.
Oleh karena itu, pemberantasan gerakan atau kelompok teroris tersebut harus tetap diwaspadai.
"Kelalaian tersebut juga dapat mengakibatkan semakin tumbuh
suburnya faham dan pengaruh terorisme di Indonesia.Hal ini jangan sampai
terjadi, dan dapat mengakibatkan berkembangnya radikalisme teroris,"
kata Purwanto.
Dalam pertemuan Counter Terrorism Task Force (CTF) tersebut juga dihadiri delegasi dari USA, Korea, Thailand, Malaysia, dan beberapa negara Asia Facifik lainnya.
Pertemuan Third Senior Officials Meeting (SOM3) and Related Meetings yang digelar di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, 22 Juni hingga 6 Juli 2013.
(M034/H-KWR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar