TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Program
Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sebagai kompensasi
pemerintah bagi masyarakat bawah seiring dengan kenaikan harga jual
bahan bakar minyak (BBM) subsidi belum satu pekan bergulir. Namun,
indikasi tidak tepat sasaran mulai terlihat.
PT Pos Indonesia mengakui bahwa pada saat pelaksanaan BLSM, terdapat ribuan kartu BLSM yang mengalami return atau dikembalikan. Itu terjadi karena adanya dugaan tidak tepat sasaran. Padahal, PT Pos Indonesia memiliki proyeksi bahwa penyaluran dan pendistribusian kartu BLSM tuntas pada 1 Juli 2013.
Direktur Utama PT Pos Indonesia, I Ketut Mardjana menjelaskan, pengembalian kartu BLSM itu terjadi pascapetugas PT Pos yang melakukan pengiriman mendatangi alamat penerima kartu tersebut.
"Tapi pada alamat tersebut, nama yang tercantum pada kartu itu, tidak
ada," kata I Ketut Mardjana, pada sela-sela peninjauan pencairan BLSM
di Kantor Pos Besar Bandung, Jalan Asia Afrika Bandung, Sabtu
(29/6/2013).PT Pos Indonesia mengakui bahwa pada saat pelaksanaan BLSM, terdapat ribuan kartu BLSM yang mengalami return atau dikembalikan. Itu terjadi karena adanya dugaan tidak tepat sasaran. Padahal, PT Pos Indonesia memiliki proyeksi bahwa penyaluran dan pendistribusian kartu BLSM tuntas pada 1 Juli 2013.
Direktur Utama PT Pos Indonesia, I Ketut Mardjana menjelaskan, pengembalian kartu BLSM itu terjadi pascapetugas PT Pos yang melakukan pengiriman mendatangi alamat penerima kartu tersebut.
Dalam peninjauan yang juga disaksikan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra), Agung Laksono, dan Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, I Ketut Marjdana menerangkan, pengembalian kartu BLSM disebabkan beberapa hal. Antara lain alamat salah, tidak adanya nama penerima pada alamat tersebut, yang mungkin pindah rumah, atau menolak program BLSM.
Lalu, berapa jumlah kartu BLSM yang dikembalikan? I Ketut Mardjana mengakui bahwa jumlah kartu BLSM yang mengalami return mencapai 8.554 lembar. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar