Pewarta: GNC Aryani
Denpasar (ANTARA
News) - Bangsa Indonesia harus bersikap tegas dan keras pada siapa pun
yang merusak kerukunan, persatuan dan tolerasi mengingat itu bukan
karakter bangsa yang majemuk.
"Kita harus tegas menolak segala bentuk kekerasan yang
mengatasnamakan agama atau identitas apa pun karena tindakan seperti itu
bukanlah nilai karakter dan jati diri bangsa yang majemuk yang harus
senantiasa menjunjung tinggi sesanti Bhineka Tunggal Ika," kata Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono, di panggung terbuka Ardha Candra, Art Center,
Bali, Sabtu malam.
Presiden menyampaikan pesan itu saat membuka Pesta Kesenian Bali
(PKB) ke-35 yang ditandai dengan pemukulan kul-kul, sebuah alat
komunikasi tradisional yang terbuat dari bambu dan merupakan simbol
penghubung antar manusia dan manusia dengan dewa, dengan didampingi oleh
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Pangestu dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh.
Menurut Presiden, seluruh pemimpin pada tingkatan dan bidang apa pun
memiliki tanggung jawab untuk menjaga nilai-nilai luhur tersebut, yaitu
kerukunan, persatuan, tolerasi dan persaudaraan
Kemajemukan Bangsa Indonesia dengan berbagai perbedaannya, kata
Presiden, di satu sisi hendaknya dapat dilihat sebagai rahmat yang harus
disyukuri namun disisi lain seluruh elemen bangsa harus mampu
mengelolanya dengan arif.
"Kita harus mampu mengelolanya dengan arif agar tidak berkembang
menjadi konflik dan benturan yang hanya akan merugikan kita semua,"
katanya.
Presiden menegaskan bahwa sudah menjadi sumpah dan kewajiban bersama
untuk menjaga kerukunan, persatuan dan toleransi di tengah keragaman.
Seusai sambutan Presiden Yudhoyono ditampilkan pagelaran sendra tari
dengan judul "Garuda Didjaya Mambahara" yang mengisahkan perjalanan
burung agung Garuda.
Pembukaan PKB itu disaksikan oleh ribuan warga masyarakat setempat
yang secara rutin menantikan penghelatan budaya tahunan itu. Bahkan
ketika hujan turun di tengah-tengah pagelaran sendra tari, sebagian
besar warga tetap bertahan di bawah hujan baik dengan menggunakan payung
ataupun tanpa payung menyaksikan para penari yang tampil di sebuah
panggung terbuka bersama dengan Presiden dan Ibu Ani Yudhoyono.
Pegang teguh kearifan
Sementara itu Gubernur Bali I Made Mangku Pastika menjelaskan tema
PKB kali ini, "Taksu Membangkitkan Daya Kreatifitas dan Jati Diri",
dalam sambutannya.
"Taksu mendorong keserasian antara bhuana agung (alam makro) dan
bhuane alit (alam mikro)," kata Gubernur Bali I Made Mangku Pastika
dalam sambutannya.
Ia mengatakan bahwa masyarakat Bali berusaha untuk tetap memegang
teguh nilai-nilai kearifan lokal di tengah arus globalisasi.
PKB adalah pesta seni tahunan di Bali yang diselenggarakan selama
satu bulan penuh dan gratis. Warga masyarakat dapat menyaksikan pameran
produk-produk seni Bali dan aneka pentas budaya yang ditampilkan oleh
seniman-seniman ulung Bali tanpa dipungut biaya apa pun.
(G003/A011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar