VIVAnews - Kepolisian Republik Indonesia mengerahkan
tim Detasemen Khusus Anti Teror 88 untuk menelusuri keberadaan ratusan
dinamit yang hilang saat dalam perjalanan menuju Cigudeg, Bogor, Jawa
Barat, Kamis 27 Juni 2013. Sejumlah personil dari Polda Jawa Barat juga
diminta untuk melakukan razia untuk mencari dinamit yang hilang.
"Densus
88 sudah pasti (dikerahkan) untuk pengecekan, karena itu sudah
sistemnya," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Brigadir Jenderal
Polisi Ronny Frengky Sompie, di Mabes Polri, Jakarta.
Ronny
mengatakan, pencarian dinamit yang hilang itu merupakan kewenangan Polda
Jawa Barat. Namun, Mabes Polri akan membantu untuk menangani kasus
tersebut.
"Itu tugasnya Kapolda Jabar, tapi kami akan mengkoordinasikan dengan Kabareskrim," ujarnya.
Menurutnya, Densus Anti Teror 88 akan menyelidiki keterkaitan kelompok-kelompok ekstrim pada kasus hilangnya dinamit ini.
"Baik Bareskrim maupun Densus Anti Teror 88 akan melihat indikasi itu (keterlibatan ekstrimis)," katanya.
Sebanyak
250 dinamit milik PT. Batu Sarana Persada hilang di jalan hari ini.
Dinamit itu dibawa dari gudang bahan peledak di kawasan Kalijati,
Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Bahan peledak itu dibawa oleh empat
truk colt diesel. Jenisnya amonium nitrat sebanyak 30.000 kilogram,
dinamit 2.000 kilogram dan detonator listrik sebanyak 4.000 buah. (eh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar