VIVAnews - Indonesia setuju untuk memajukan jadwal
pertemuan para menteri ASEAN mengenai polusi asap lintas batas.
Pertemuan ini akan digelar 17 Juli 2013 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Semula,
pertemuan ini akan digelar 20-21 Agustus 2013. Akan hadir dalam
pertemuan ini adalah Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand. Menteri
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Malaysia Datuk Seri G Palanivel
mengatakan, negaranya dan Indonesia sudah sepakat untuk berkerja sama
untuk mencari solusi permanen menyelesaikan masalah kabut asap.
"Kami
berharap pemerintah dua negara bisa memonitoring dan mengawasi hotspot,
khususnya selama musim kemarau. Ini untuk mencegah kebakaran hutan dan
lahan yang bisa menimbulkan kabut asap," kata dia usai bertemu dengan
Menteri Lingkungan Hidup RI Balthasar Kambuaya, seperti dikutip dari
laman Bernama, 27 Juni 2013.
Dalam pertemuan itu,
Palanivel menyatakan kepada Balthasar, Malaysia siap membantu Indonesia
melawan kebakaran hutan dan lahan, khususnya di Sumatera. Bantuan ini
termasuk mengirim petugas pemadam kebakaran dan pembom air, serta tim
penyemai awan untuk membuat hujan buatan.
"Sebenarnya, kami
sangat prihatin karena masalah asap lintas negara ini terulang lagi.
Intinya, kapanpun masalah asap muncul, kami siap membantu masalah ini
secepatnya. Jadi, kita butuh solusi jangka pendek dan panjang,"
jelasnya.
Menanggapi tawaran bantuan itu, menurut dia, Balthasar
setuju. "Tapi, Balthasar akan mendiskusikannya terlebih dahulu dengan
menteri terkait seperti pertanian dan kehutanan. Untuk mengetahui,
bantuan apa yang mereka cari," jelasnya.
Perusahaan Malaysia
Sebelumnya
disebutkan ada delapan perusahaan perkebunan milik pengusaha Malaysia
yang diduga ikut berkontribusi pada kebakaran lahan di Riau. Kebakaran
di provinsi ini menimbulkan kabut asap yang terbang hingga Malaysia dan
Singapura.
Mengenai tuduhan itu, Palanivel menegaskan, hanya
empat perusahaan yang berasal dari Malaysia. Keempatnya pun membantah
melakukan pembakaran lahan perkebunan.
Perusahaan milik Malaysia
itu, tambahnya, tidak mempraktikkan pembakaran lahan untuk menanam
kembali perkebunan mereka. Lagipula, saat ini belum ada kegiatan menanam
kembali lahan perkebunan tersebut. (sj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar