Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Semarang - Mantan Kapolri Jendral Purnawirawan Rusman
Hadi berharap agar petinggi Polri mengambil langkah tegas terhadap
anggota yang terlibat suap. Menurutnya, lebih baik ada dipecat daripada
mencoreng nama Polri.
"Kalau sampai ada anggota Polri yang
melakukan atau menerima suap, dipecat saja. Tidak masalah, daripada
merusak Polri. Karena nila setitik rusak susu sebelanga," kata Rusman
usai menghadiri Reuni Akpol Angkatan 1970-1980 di Akademi Kepolisian,
Semarang, Rabu (26/6/2013).
Menurutnya, butuh keberanian bagi
pimpinan Polri dalam mengambil langkah tersebut. Karena sejak awal suap
menjadi salah satu hal yang tidak boleh terjadi di tubuh Polri.
"Ini
keberanian pimpinan untuk menindak. Model begitu (suap) sudah sejak
dulu tidak dibenarkan, bukan berarti dulu boleh sekarang tidak boleh,"
pungkas Kapolri masa jabatan tahun 1998-2000 itu.
Gubernur
Lampung Komjen Sjachroedin yang juga merupakan alumnus Akpol
menambahkan, kepolisian tidak akan menutup-nutupi jika ada oknum yang
terlibat pidana.
"Tidak ada yang menutupi. Bahkan kami pun ingin polisi itu bersih dan berwibawa," tandasnya.
Isu
suap di tubuh Polri muncul setelah Wadir Sabhara Polda Jateng, AKBP Edi
Suroso (ES) diamankan pada Jumat (21/6) lalu pukul 14.00 WIB di Gedung
Utama Polri. Bersamanya ikut diamankan Kompol JAP yang bertugas di
Mapolda Metro Jaya. Dari tangan ES disita uang Rp 200 juta dalam pecahan
Rp 100 ribu. Diduga ia hendak menyetor uang suap untuk SDM Polri
terkait jabatan di kepolisian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar