esawat Kepresidenan
AS (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama memberikan
penghormatan kepada pahlawan anti-apartheid Nelson Mandela ketika ia
terbang ke Afrika Selatan pada hari Jumat.
Namun, ia tidak terlalu berharap akan bertemu dengan tokoh yang
kini sedang dirawat di rumah sakit itu selama lawatannya di Afrika dalam
rangka memajukan demokrasi dan keamanan pangan.
Para pejabat Gedung Putih berharap bahwa kunjungan Obama ke tiga
negara Afrika -- lawatan berbobot pertama kali yang dilakukannya ke
kawasan tersebut sejak ia menjabat sebagai presiden tahun 2009 -- akan
membayar apa yang dilihat oleh beberapa pihak sebagai tahun-tahun
pengabaian oleh presiden kulit hitam pertama AS itu.
Perhatian soal Mandela, tokoh berusia 94 tahun dan mantan presiden
Afrika Selatan yang sedang dirawat di rumah sakit di Pretoria karena
kondisi kesehatannya yang buruk, mendominasi hari-hari Obama, bahkan
sebelum ia tiba di Johannesburg.
"Saya tidak perlu mendapat kesempatan berfoto (dengan Mandela,
red)," kata Obama kepada para wartawan di pesawat kepresidenan Air Force
One setelah meninggalkan Senegal seperti dilansir Reuters. "Hal yang
sangat saya ingin hindari adalah berada di posisi yang menonjolkan diri
di saat keluarga sedang mengkhawatirkan kondisi Nelson Mandela."
Mantan isteri Mandela, Winnie Madikizela-Mandela, mengatakan bahwa
kondisi kesehatan mantan suaminya itu telah membaik dalam beberapa hari
terakhir ini.
Para anggota serikat pekerja, aktivis Muslim dan anggota Partai
Komunis Afrika yang jumlahnya mencapai hampir 1.000 orang melakukan aksi
jalan kaki di Pretoria ke Kedutaan Besar AS.
Di depan Kedubes AS, mereka membakar bendera Amerika dan menyebut kebijakan luar negeri Obama "arogan dan menindas."
Para pegiat Muslim melakukan shalat di sebuah lapangan parkir di
luar kedutaan. Sang pemimpin, Imam Sayeed Mohammed, mengatakan kepada
kelompok itu: "Kami berharap kondisi Mandela membaik dan Obama bisa
belajar darinya."
Obama melihat Mandela, yang juga dikenal sebagai Madiba, sebagai
seorang pahlawan. Terlepas apakah kedua sosok itu bisa bertemu atau
tidak, para pejabat mengatakan bahwa lawatan Obama itu sebagian besar
adalah untuk memberikan penghormatan bagi pemimpin anti-apartheid
tersebut.
Seperti Mandela, Obama merupakan penerima Penghargaan Nobel
Perdamaian dan keduanya merupakan presiden kulit hitam pertama di negara
masing-masing.
Pesawat kepresidenan Air Force One bertolak dari ibukota negara
Senegal, Dakar, tak lama menjelang pukul 18.00 WIB dan tiba di Afrika
Selatan sekira delapan jam kemudian.
Pada Jumat malam, Obama tidak menjadwalkan acara bagi publik dan mungkin bisa mengunjungi rumah sakit.
"Kalau sudah sampai di sana, kita akan lihat bagaimana situasinya," ujar Obama kepada para wartawan.
Obama dijadwalkan berkunjung ke Pulau Robben, tempat Mandela
menghabiskan waktunya selama bertahun-tahun di penjara di bawah bekas
rezim minoritas kulit putih Afrika Selatan.
Obama mengatakan kepada wartawan pesannya di Afrika Selatan adalah bahwa ia akan menarik pelajaran dari kehidupan Mandela.
Para pejabat Gedung Putih mengatakan Obama akan melakukan pertemuan
pada hari Sabtu dengan para pemimpin muda di Soweto, kota kecil di
Johannesburg yang dikenal pada tahun 1976 sebagai tempat bagi para
mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa dalam menentang apartheid.
Obama akan membahas program pertukaran baru bagi para mahasiswa
Afrika dengan universitas-universitas di AS. Acara tersebut juga akan
diikuti para pemuda dari Uganda, Nigeria, Kenya melalui konferensi video
dan akan disiarkan melalui televisi di negara-negara tersebut, kata
para pejabat Gedung Putih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar