Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Hak
Asasi Manusia (Menko Polhukam) Djoko Suyanto menyatakan, banyak
organisasi massa (ormas) Islam di Indonesia tidak setuju dengan
keberadaan paham Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
"Dari laporan yang saya terima sebenarnya banyak organisasi Islam,
baik yang garis keras maupun moderat, yang tidak setuju dengan
keberadaan paham ini," katanya di Jakarta, Senin.
Menurut dia, meski terdapat surat dari Abu Bakar Baasyir yang
menyatakan dukungan terhadap ISIS, namun ketika diwawancara pihak
kepolisian, ternyata Baasyir tidak mengakuinya.
Djoko juga memastikan bahwa aktivitas dan dinamika ISIS sejak awal
isu itu merebak telah dipantau oleh sejumlah lembaga dan kementerian
terkait termasuk aparat keamanan.
Pemerintah,menurut dia, mengapresiasi yang sangat tinggi kepada para
tokoh-tokoh agama atau ulama yang telah memberikan indikasi untuk
kewaspadaan yang sangat tinggi kepada keberadaan paham ISIS di
Indonesia.
"Paham ISIS bukan masalah agama. Ini masalah ideologi," katanya.
Sebagai ideologi, ia menegaskan bahwa paham ISIS bertentangan dengan
ideologi Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika yang terdapat di Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko juga menegaskan, ISIS tidak boleh
berkembang di Indonesia karena dapat menimbulkan perpecahan di tengah
masyarakat.
"Isu ISIS sangat penting. Oleh karenanya, tak boleh berkembang di
Indonesia," ujarnya usai acara halalbihalal bersama prajurit TNI di
Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin.
Ia menambahkan, keberadaan ISIS akan memberikan ancaman bagi rakyat Indonesia karena dapat menimbulkan perpecahan. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar